Anti Stres Hadapi Tantrum Anak – Salah satu tantangan mengasuh anak usia balita itu saat dia lagi temper tantrum. Ngga cuma nangis aja, ada yang pakai teriak-teriak, banting barang, mukul-mukul, menyakiti dirinya sendiri, gulung-gulung di lantai dan sebagainya. Tujuannya supaya orang tua mau menuruti keinginannya. Saya merasa bersyukur punya anak yang ngga heboh tantrumnya.
Apa itu tantrum pada anak?
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, tan.trum didefinisikan sebagai kemarahan dengan amukan karena ngga mampu mengungkapkan keinginan atau kebutuhan dengan kata-kata.
Dari definisi di atas bisa diartikan bahwa tantrum biasanya terjadi pada orang yang belum lancar bicara, belum dapat mengungkapkan perasaan, keinginan dan kebutuhan anak dengan cara yang tepat.
Sehingga ia jadi kesal dan frustasi saat orang tuanya ngga mengerti sesuatu yang dimaksud. Rasa kesal dan frustasi yang akhirnya mengakibatkan tantrum. Biasanya terjadi pada balita usia satu sampai tiga tahun.
Yang dialami anak pertama mba Dian Ismaya ini berbeda. Hingga TK B, kakak masih sering tantrum. Suami yang awalnya mengira kebiasaan tantrum kakak merupakan hal yang wajar. Berubah panik ketika melihat hasil pembagian rapor kenaikan kelas TK B.
Nah, kisah kakak inilah yang melatar belakangi lahirnya buku Anti Stres Hadapi Tantrum Anak yang baru saja terbit tahun 2021.
Anti Stres Hadapi Tantrum Anak
Penulis : Dian Farida Ismyama
Penerbit : Noktah, divapress
Halaman : 192 halaman
Sebelum didiagnosa ada gangguan psikologis yang menjadi pencetus tantrum hingga usia TK. Mba Dian sudah beberapa kali ke psikolog yang berbeda-beda. Dari hasil observasi beberapa psikolog, ngga ditemukan apa pun, sebab saat di luar rumah kakak menunjukkan sikap normal dan cenderung diam. Ngga hiperaktif seperti anak tantrum pada umumnya.
Setelah ikut banyak seminar dan pelatihan. Mengikuti berbagai saran dari banyak artikel dan video tentang tantrum. Memang perlahan-lahan hasilnya mulai terlihat, tapi ngga permanen. Ngga lama kemudian tantrum kembali muncul.
Harapan muncul ketika rapor kenaikan kelas dibagikan. Wali kelas mengatakan bahwa kakak ngga menunjukkan ada perkembangan kemampuan selama di sekolah. Sejak rapotan tersebut, suami mba Dian baru mau turun tangan bersama-sama mencari solusi supaya permasalahan tantrum kakak bisa segera terpecahkan.
Setelah bersama-sama mencari psikolog. Syukurlah kakak mendapat penanganan tepat dari psikolog hingga sekarang.
Ciri anak tantrum
Biasanya tantrum sering dialami anak aktif yang punya banyak energi. Berikut beberapa ciri tantrum yang ditandai dengan:
~ Punya kebiasaan tidur, makan dan buang air besar yang ngga teratur.
~ Sulit menyukai situasi, makanan dan orang-orang tertentu.
~ Lambat beradaptasi dengan perubahan.
~ Mood-nya lebih sering negatif.
~ Mudah kena provokasi dan gampang merasa marah atau kesal.
~ Sulit dialihkan perhatiannya. [1]
Penyebab tantrum
Yang menyebabkan anak mudah tantrum dipengaruhi banyak faktor. Kondisi anak selama di dalam kandungan punya peran untuk menentukan seperti apa sifatnya setelah lahir.
Faktor genetik dan pola pengasuhan juga mempengaruhi penyebab anak menjadi tantrum.
Makanya waktu berencana adopsi anak, sebaiknya cek riwayat orang tua kandungnya. Karena karakter orang tua bisa diturunkan ke anak.
Temper tantrum bisa semakin berat bila respon orang tua ngga tepat. Contohnya, seorang anak yang menangis dan menjerit. Dalam hitungan menit, perilakunya bisa berubah menjadi memukul dan menendang orang di sekitarnya.
Isi buku Anti Stres Hadapi Tantrum Anak
Buku ini terbagi dalam 15 bab, yang berisikan tentang
1. Drama itu bernama tantrum
2. Penyebab anak berperilaku negatif
3. Ayah dan bunda dilarang ikut tantrum
4. Ikatan batin dengan anak
5. Benarkah ada anak nakal?
6. Anak adalah anugerah
7. Stop bersikap emosional karena anak bukanlah properti
8. Pentingnya memahami bahasa tubuh anak
9. Cara jitu hadapi tantrum
10. Kesepakatan dengan pasangan dan pengasuh anak
11. Perlukah menghukum anak
12. Anak juga ingin dimengerti
13. Bila tantrum masih terjadi
14. Kesabaran dan konsistensi adalah kunci
15. Tantrum pasti berlalu
Saya baru pertama kali membaca buku tentang tantrum yang bahasannya lengkap seperti buku Anti Stres Hadapi Tantrum Anak. Dalam buku ini orang tua bisa membedakan jenis-jenis tantrum, belajar mengelola tantrum anak perlahan-lahan. Tahu apa saja yang boleh dan ngga boleh dilakukan saat anak tantrum.
Membantu orang tua agar mudah memahami anak tantrum step by step. Dilengkapi dengan gambar, supaya orang tua makin mudah paham.
Yang paling penting, orang tua ngga boleh ikutan tantrum saat anak mau tantrum dan kudu belajar sabar.
Pesan dalam buku Anti Stres Hadapi Tantrum Anak
Ada beberapa yang pesan yang ingin disampaikan mba Dian dalam buku ini. Tujuannya agar orang tua lebih perhatian pada anak dan bisa segera mengambil solusi tepat bila anak sedang tantrum.
Tantrum itu masalah serius
Menjadi serius ketika tantrum terus berlanjut meskipun tak lagi usia balita. Frekuensinya sering, lebih dari 5 kali dalam sehari, lama tantrum lebih dari 25 menit, anak cenderung melukai diri sendiri.
Bahkan ada anak yang usianya lebih dari kakak tapi masih sering tantrum. Seharusnya kakak bisa mengungkapkan emosi secara tepat, tapi karena ada masalah sensoris atau proses tubuh dan otaknya sehingga butuh diterapi lebih lanjut oleh ahlinya.
Sebagai bahan renungan orang tua
Harapannya orang tua bisa lebih intropeksi diri. Melihat ke diri sendiri, apakah sudah memperlakukan anak dengan tepat? Coba tanyakan pada orang tua masing-masing, apakah waktu kecil pernah mengalami perilaku yang sama seperti yang dialami anak? Sebab faktor genetik sangat mempengaruhi karakter anak.
Belajar memahami anak
Orang tua mana sih yang ngga pengen deket sama anaknya meskipun udah dewasa? Kedekatan ini dibangun atas rasa saling nyaman dan saling percaya. Bagaimana anak bisa nyaman bila orang tua ngga mau memahami anak lebih dulu. Bila sudah berhasil memahami anak, tantrum bisa lebih dikontrol.
Bentuk temper tantrum tiap anak berbeda. Sarwono membaginya dalam makalahnya yang berjudul “Amuk” mengkategorikan bentuk tantrum berdasarkan usia anak. Yaitu usia 3 tahun, usia 3-4 tahun dan usia 5 tahun ke atas. Buku ini mempermudah memahami tipe tantrum anak dilihat dari ciri-cirinya.
Sabar menjalani proses
Proses mengenalkan berbagai jenis emosi pada anak membutuhkan waktu panjang. Terlebih, selama ini anak terlanjur ngga memahami perasaannya. Prosedurnya, otak anak harus menghapus cara-cara mengeluarkan emosi yang dulu sudah dipelajarinya. Setelah itu baru menggantinya dengan cara baru yang lebih tepat.
Sel-sel otak anak ini belum matang sempurna, sebab masih dalam perkembangan. Saraf otak juga belum seluruhnya tersambung, sehingga butuh distimulasi terus menerus.
Nah, buat teman keluarga mulyana yang ingin mendapat bukunya silahkan order di diva press atau ke mba Dian. Saya juga sedang bagi-bagi buku Anti Stres Hadapi Tantrum Anak di instagram saya sampai 13 Maret nanti. Ikutan yukk!
Syaratnya gampang!
✔ Follow instagramku @syarifani89, @dian_ismyama, @penerbitdivapress
✔ Share postingan ini di IG story
✔ Jawab pertanyaan di komen: kenapa kalian mau buku ini? lalu tag 3 teman kalian
✔ Pemenang GA nantinya diminta untuk review bukunya di sosmednya. Boleh di story atau feed instagram (pilih salah 1)
GA akan berlangsung sampai 13 Maret di instagramku.
Sumber referensi :
[1] S. Sarwono, Amuk; Makalah 4 (Jakarta: Universitas Indonesia, 2003)
Ismyama, Dian Farida. 2021. Anti Stres Hadapi Tantrum pada Anak. Yogyakarta: Noktah.
Waduh, udah telat nih baca postingan ini, ketinggalan book tournya 🙂
Kebetulan dulu pernah mengalami anak tantrum, bahkan di tempat umum ya. Antara malu diliatin orang banyak, tapi harus mengatasinya dengan kepala dingin. Iya, menangani anak tantrum emang harus bisa menguasai emosi diri sendiri dulu. Kalau enggak, malah yang ada sama-sama emosi.
Memang nggak mudah ya menghadapi tumbuh kembang anak yang beragam sekali permasalahannya. Adanya buku yang membahas secara spesifik tentang tantrum ini pasti sangat membantu sekali. Jadi bisa tahu bagaimana menghadapinya.