6 bulan sejak pertama kali kakak masuk SDN saya merasakan banyak sekali perbedaan dibandingkan zaman SDN dulu. Yang jelas lebih menyenangkan dan ramah anak. Hal ini juga dipengaruhi dari kurikulum baru yang resmi mulai diterapkan tahun 2022. Berikut beberapa perbedaan SDN di zaman now vs zaman dulu tahun 90 an. Jadi ketahuan angkatan tuir kan. Wkwk
Baca juga : Review : Buku Panduan Memilih Sekolah untuk Anak Zaman Now
8 Perbedaan SDN di Surabaya masa kini
1. Beda kurikulum
Udah jadi rahasia umum tiap ganti Menteri, kurikulum juga berubah mengikuti perkembangan zaman. Sampai 77 tahun Indonesia merdeka, sudah sepuluh kali ganti kurikulum pendidikan. Rata-rata tiap sepuluh tahun sekali ganti kurikulum.
Beberapa tahun belakangan mungkin Teman Keluarga Mulyana sering mendengar kurikulum merdeka. Bahkan sudah ada beberapa sekolah yang sudah menerapkan kurikulum merdeka sejak dulu, memang kebanyakan dari sekolah swasta.
Di SDN kurikulum merdeka sudah dijalankan mulai tahun lalu untuk beberapa sekolah yang jadi sekolah percontohan. Di SDN kakak, kurikulum merdeka baru diterapkan bertahap mulai siswa siswi kelas 1 dan kelas 4. Tahun 2023 untuk kelas 2 dan kelas 5. Tahun 2024 untuk kelas 3 dan kelas 6.
Dari sini saya baru tahu, ternyata ganti kurikulum itu ngga sak dek, sak nyet, tak sesederhana mengganti buku diktat. Butuh waktu, penyesuaian, kesiapan, pelatihan para guru.
✔️ Kurikulum merdeka di SDN Surabaya
Di SDN, kurikulum merdeka lebih difokuskan untuk menguatkan profil pelajar Pancasila lewat berbagai macam proyek. Tenangg, proyeknya dikerjakan bersama teman-teman di sekolah, orang tua hanya bantu menyiapkan bahan yang dibutuhkan untuk dibawa ke sekolah.
Mata pelajaran Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau disingkat P5 menjadi wadah untuk mengerjakan proyek penguatan pancasila.
Berikut proyek yang sudah dikerjakan kakak di sekolah cukup mudah untuk anak seusianya seperti menanam kedelai, membuat kolase dari cangkang telur, membuat buku harian, bikin topeng, membuat play dough.
So far, kakak menikmati bikin berbagai proyek di sekolah.
2. Buku pelajaran bergambar

Buku pelajaran kurikulum merdeka dibuat lebih banyak gambar berwarna. Mata pelajaran Bahasa Indonesia juga sering diminta untuk membaca dongeng bergambar di literacycloud.org dan menjawab pertanyaan tentang siapa nama pengarang dongeng, apa judul bukunya, siapa nama tokohnya.
3. Lebih banyak waktu untuk mata pelajaran agama
Masih inget ngga berapa lama durasi mata pelajaran agama waktu Teman Keluarga Mulyana SD dulu? Seinget saya, mata pelajaran agama cuma diberikan seminggu sekali selama 120 menit.
Sekarang Pendidikan Agama Islam (PAI) durasinya lebih panjang,seminggu dua kali total ada 180 menit dalam seminggu.
Baca juga : Gerak cepat PPDB 2022 usia 6 tahun bisakah masuk SDN?
4. Ada praktik keagamaan
Praktik keagamaan disini bukan masuk dalam mata pelajaran PAI, tapi memang masuk rutinitas di sekolah.
Praktiknya tergantung sekolah masing-masing. Di sekolah kakak, ada sholat dhuha bersama tiap seminggu sekali. Saya pernah lihat SDN lain ada yang membaca surah atau murojaah bersama.
5. Pojok literasi
Di kelas juga disediakan buku cerita dan dongeng yang bisa dibaca kapan pun oleh anak-anak untuk membudayakan gemar membaca, selain di perpustakaan.
Juga ada mata pelajaran literasi yang melatih siswa siswi jago menulis. Tapi untuk kelas 1 ini belum ada. Sepertinya baru mulai di kelas 3.
6. Pergantian formasi tempat duduk
Di SDN kakak sudah memakai bangku tiap 1 anak, satu bangku sehingga lebih mudah dipindah-pindah formasinya.
Tempat duduk bisa diatur model U, berlima, atau berenam. Awal masuk sekolah dulu, formasi tempat duduk kakak diatur terpisah satu persatu. Sekarang model tempat duduknya dibikin bentuk persegi yang terdiri dari enam siswa siswi saling hadap-hadapan.
Menurut saya tempat duduk saling berhadapan gini makin menguatkan interaksi antar anak.
7. Jumlah siswa makin sedikit
Jika dulu jumlah siswa dalam sekelas bisa mencapai 40 an lebih karena satu bangku ada dua siswa.
Sekarang jumlah siswa dalam sekelas makin sedikit karena tiap bangku masing-masing satu anak. Sehingga tiap kelas maksimal 30 anak. Jumlah siswa di kelas kakak bahkan ngga sampai 30 anak.
8. Ada ekskul di luar jam pelajaran
Mulai kelas 1 kakak sudah ada pilihan ekskul. Ada menari, menggambar, karawitan, band. Ekstra wajibnya pramuka.
Melihat perkembangan fasilitas dan kurikulum di SDN sekarang bikin saya lega dan beruntung menyekolahkan anak disana. Bahkan kelas kakak sudah dipasangi AC hasil sumbangan kakak kelas yang sudah lulus. Sampai sekarang ngga keluar uang sepeser pun buat bayar sekolah.
Tapi sayangnya ngga semua SDN punya fasilitas seperti saya sebutkan di atas. Terutama SDN di kabupaten dan kota kecil. Semoga kedepannya pembangunan SDN ini makin merata di tiap daerah, sehingga anak-anak daerah juga bisa menikmati fasilitas SDN di Surabaya seperti halnya anak-anak kami.
Aku ga bisa bedain Ama sekolahku dulu, Krn dari TK Ampe kuliah selalu swasta 😅. Tapi giliran anak2ku, kumasukin negeri semua mba. Walo pun mereka beda2 sekolah. Si adek kebetulan SDN nya yg menerapkan sistem merdeka nih. Samalah kayak yg mba tulis di atas, banyak project, PPKn ditekanin, yg mana bagus sih menurutku. Biar ga pada eror lupa negara.
Sekolah si Kaka SDN nya bukan percontohan , tapi mulai pelan2 ngikutin. Soalnya kulihat udh ada ekskul juga, dan pelajaran agama juga lebih lama.
Tapi beda yg aku rasain, sekolah si adek seriiiiiiing banget bikin acara dan itu semua minta sumbangan dari ortunya selalu 🤣🤣. Sementara si Kaka jaraaang. Yo wislah yaaa, itung2 toh ga bayar SPP , jadinya wajib bayar pas event 😄
[…] Baca juga : 8 Perbedaan SDN di Surabaya masa kini dan dulu […]