5 Hal yang harus disiapkan sebelum memutuskan homeschooling

tips homeschooling

5 Hal yang harus disiapkan sebelum memutuskan homeschooling – Sejak virus tak kasat mata mulai menyerang berbagai negara. Saya memilih tak menyekolahkan si twins ke PAUD atau kelompok bermain. Pertimbangannya selama pandemi, semua aktifitas belajar mengajar dilaksanakan daring. Otomatis minim interaksi langsung dan aktivitas fisik. Seharusnya anak usia preschool butuh banyak aktifitas fisik, tujuannya untuk perkembangan fisik motoriknya. Kata psikolog, bila energi anak ngga disalurkan ke berbagai kegiatan, dampaknya bisa buruk. Misalnya, anak mudah tantrum, suka berantakin barang, dsb.

Memutuskan homeschooling

Untuk mengisi aktifitas harian si twins, saya harus meluangkan waktu 1-2 jam khusus untuk bermain tiap hari. Kegiatannya sederhana aja, seperti menggunting, menempel, mewarnai, menarik garis, belajar abjad, membaca dongeng, memasukkan water beads ke dalam botol sesuai warnanya.

Mengajarkan berbagai aktifitas harian di rumah seperti membereskan mainan, memasak, merapikan rumah juga bisa menjadi pelajaran yang berharga untuk anak.

Homeschooling bukan berarti kudu belajar atau beraktifitas di rumah terus. Saya aja ibunya juga bosen di rumah terus, apalagi bocil. Sesekali perlu lah ajak anak bermain di taman, kebun binatang, ke museum, ke perpustakaan, ke gunung, ke pantai, ikut berbelanja ke pasar atau sekadar sepedaan biar kegiatan homeshooling ngga monoton.

5 Hal yang harus disiapkan sebelum memulai homeschooling

Sebelum memulai homeschooling ada beberapa hal penting yang perlu disiapkan agar proses belajar berjalan lancar dan konsisten terus menerus, ngga cuma anget-anget tahi ayam.

Atur jam yang pas tiap hari

Jam yang pas maksudnya jam dimana si twins udah siap menjalankan kegiatan bermain sambil belajar. Udah kenyang, udah mandi dan ngga ngantuk. Biasanya saya ambil waktu di pagi dan sore atau malam menjelang tidur.

Supaya jadwal anak jadi teratur dan menjadi rutinitas, sebaiknya jamnya sama terus tiap hari. Dia jadi hafal, kalau jam segini waktunya belajar bareng. Soalnya anak usia dini butuh belajar keteraturan supaya moodnya bagus dan siap menerima pelajaran.

Jangan terpaku mengasah kemampuan akademik saja

Boleh-boleh aja memprioritaskan anak bisa calistung di usia dini, tapi yang lebih penting dari itu adalah kematangan kecerdasan emosinya yang kudu dilatih sejak dini. Apalagi di era digital yang menuntut semua serba cepat, dan mudah, bisa membentuk karakter anak yang gampang emosian dan mudah putus asa.

Beberapa kegiatan homeschooling yang kami lakukan selama ini

Kalau zaman saya dulu mau apa-apa proses agak lama dan usahanya lebih sulit ketimbang sekarang. Mana ada tanya jawaban ke mbah google. Emang sikon di masa lalu membentuk karakter yang menikmati proses terasa jadi lebih kuat dan ngga gampang menyerah ketika menghadapi suatu masalah.

Saya pernah menulis tentang gimana cara mengasah kecerdasan emosional buat generasi alpha siapa tahu bisa kasih sedikit gambaran.

Selain itu, saya juga memperdalam ilmu tauhid, supaya anak-anak ngga cuma hafal doa sehari-hari, tapi juga memahami siapa yang menciptakan alam semesta dan seisinya. Supaya selalu bersyukur, beriman dan terus terkait dengan Sang Pencipta.

Jangan memasang standart terlalu tinggi

Perkembangan anak itu berbeda, sekalipun anak kembar identik. Namanya orang tua pasti pengen kemampuan anaknya berkembang pesat. Ngga jarang, jadi membandingkan sama pencapaian kakak atau saudara lainnya yang udah berhasil lebih dulu.

Berhubung kakak dulu masuk Kelompok Bermain (KB), tentu perkembangannya beda dengan si twins yang ngga masuk KB. Terlebih selama ini kakak sekolah lewat daring, otomatis menyita perhatian lebih. Dampaknya, adik twins kurang mendapat perhatian dari saya.

Daripada menyesali perkembangan adik twins yang kurang optimal, mending saya mulai pelan-pelan, bertahap. Tak lupa selalu kasih apresiasi atas usaha yang udah anak lakukan.

Apresiasi bisa dalam bentuk lisan dan reward kecil-kecilan. Biasanya saya ngomong pinter, good job, terima kasih sudah mau mencoba. Kadang-kadang kasih stiker, cap stempel atau gambar bintang di tangannya. Gitu aja anak happy banget dan makin semangat belajarnya lo bun.


Ikuti kemauan anak

Pernah merasa agak sebel, begitu udah nyiapin aktifitas seru, eh tahunya anak ngga tertarik. Malah milih kegiatan lain. Atau cuma mau main sebentar.

Namanya anak usia dini, fokusnya mudah teralihkan. Mau duduk anteng menyimak 30 menit aja udah hebat. Pernah saya minta Twins A nyusun puzzle setelah diwarnai, dianya malah kabur main sepedaan. Ya sudah lah saya biarin, mungkin dia ngerasa udah bosen dan capek kelamaan duduk.

Saya juga suka tawarkan jenis kegiatan sebelum mulai, agar anak bisa memilih kegiatan sesuka hatinya. Jadi kalau anak ngga mau, jangan dipaksa yaa..

Untuk calistung, saya kenalkan dengan permainan agar lebih fun.

Dukung dengan peranti handal

Bagaimana pun, anak ngga bisa dipisahkan dengan dunia digital. Saya masih suka puterin vidio di YouTube sebagai media belajar. Tapi saya batasi jam pemakaiannya dan vidio mana aja yang boleh dilihat.

Terlebih sekarang banyak lembaga kursus online yang bisa dikakses dimana aja, tanpa harus datang ke tempat les. Sehingga butuh peranti yang mumpuni.

Untuk itu saya memilih HP Laptop 14s yang mampu mendampingi anak belajar di rumah. Laptop ini mengandalkan desain elegan khas Hewlett Packard dengan balutan casing solid berwarna Natural Silver yang terlihat mewa. Tak hanya itu, bobot HP 14S DK0005AU sangat ringan di kelasnya, yakni hanya 1,46kg saja.

Sumber : web HP

Performa, HP 14S DK0005AU ini terbilang cukup standar untuk kelas entry-level, tetapi memadai untuk komputasi sehari-hari. Hal ini tak lepas dari dukungan prosesor AMD A4-9125 dual-core generasi Stoney Ridge yang ditandemkan dengan memori RAM 4GB. Meski demikian, HP 14S DK0005AU yang ideal untuk pelajar ini sudah menggunakan storage SSD 256GB yang cukup kencang untuk menampung data serta mendongkrak performa secara umum.

Yang ngga kalah penting yaitu printer dan tinta untuk mencetak printable yang saya akses gratis dari berbagai website. Supaya hasil printnya bagus, saya percayakan ke HP 678 Original Ink Advantage Cartridge SET yang mendukung printer HP Deskjet 1515, 2515, 2545, 4515, 1015, 1018, 1515, 1518, 2515, 2545, 2548, 2645, 2648, 3515, 3545, 3548, 4515, 4518, 4645, 4648. Kapasitas cetak cartridge total 678, yang hitam 480 lembar dan bewarna 150 lembar.

Sumber : web HP

Untuk Teman KeluargaMulyana yang butuh laptop dan tinta HP untuk mendukung kegiatan homeschooling anak di rumah, bisa langsung meluncur ke website Meora Prima Solusindo. Harga bersaing dan banyak promo laptop dan tinta HP.

Semoga ulasan saya hari ini bermanfaat dan terus semangat membersamai anak belajar di rumah

26 Replies to “5 Hal yang harus disiapkan sebelum memutuskan homeschooling”

  1. Emang kudu siap mental sih soalnya kadang yang ribet tu bukan dr kita yang menjalani tapi dari kanan kiri, apalagi meyakinkan kakek nenek hehehehe
    Yg penting bisa merumuskan tujuan dan juga kurikulumnya yang terbaik buat anak yaaa.
    Yg namanya leptop sama printer apalagi buat kegiatan HS sangat penting emang tuh buat bikin2 lembar kerja hehe

  2. Suamiku juga berniat buat HS ke anakku cuma aku disuruh kuliah lagi biar bisa dampingi lebih baik lagi. tapi bonding no 1 ya mba, kudu telaten ngajarin anak dan jadi fasilitator mereka huhuhuh

    1. Lebih bagus malah biar lebih mendalami , sekarang banyak pelatihan HS mba. mungkin bisa dicoba ikut kelasnya

  3. Saluuut aku dengan para orang tua yang anaknya homeschooling. Padahal sibuk tapi bisa punya waktu yang banyak untuk nyiapin banyak hal untuk belajar anak. Kesabarannya juga ekstra ya. Huhu aku lemah deh. Anak-anak sekolah reguler aja masih payah rasanya. Kudu banyak belajar sama ortu yang anak-anaknya homeschooling. 😀

  4. Tadinya Salfa bakalan HS dan sudah kusiapkan semua
    Ternyata diolok menjadikan Salfa tidak tahan dan akhirnya sekolah
    Sekarang mungkin Shanum yang akan HS mengingat trauma di TK dulu bikin saya ilfil sama kepala sekolah dan aturan TK Islam

    1. Waduh TKnya gitu amat ya mba, mungkin niatnya biar disekolahin disana aja tapi jatohnya kok malah ke mental 🙁
      Aku yakin mba Amma bisa jadi guru yang baik buat Shanum. Semangat mbaa

Tinggalkan Balasan