Remaja Harus Baca, Pedoman Generasi Sehat Indonesia (GESID)

generasi sehat Indonesia gesid

Remaja Harus Baca, Pedoman Generasi Sehat Indonesia (GESID) – Waktu remaja kalian udah sadar belum, bahwa apa yang kalian makan itu sudah mencukupi nutrisi kebutuhan tubuh? Jujur saya belum paham betul, percaya aja sama menu makanan yang siap santap di meja makan.
Sebagai calon penerus bangsa, remaja dituntut punya bekal cukup untuk menghadapi berbagai tantangan di masa depan. Selain bekal ilmu pengetahuan, wawasan, mental, yang ngga kalah penting bekal pertumbuhan yang optimal.

Situasi pemenuhan gizi remaja di Indonesia

Saat usia remaja, mereka memasuki fase puber. Terjadi pertumbuhan fisik, hormon dan kemampuan berpikir. Bila pemenuhan gizi tubuh kurang optimal, maka akan mempengaruhi perkembangan fisiknya yang berakibat badan lemas, kurang gesit dan stunting. Kemampuan berpikir akan terhambat, sebab asupan yang dibutuhkan otak kurang.

Berdasarkan riset, tigkat kecukupan energi dan protein pada remaja belum 100% optimal. Tingkat kecukupan energi hanya 72,3%, sedangkan tingkat kecukupan protein sebesar 82,5%. Remaja masuk dalam kategori kurang dalam pemenuhan energi dan protein dibanding kelompok usia lainnya (Balitbangdes, 2015).

Anemia pada remaja usia 15-24 tahun sebesar 32%, lebih tinggi daripada usia 5-14 tahun yaitu sebesar 26% (Riskesdas, 2018).

1 dari 4 remaja mengalami stunting, sebaliknya
1 dari 7 remaja mengalami obesitas

Kondisi ini tercipta karena kebiasaan gaya hidup remaja antara lain :

Sebanyak 65% remaja tidak sarapan sebelum ke sekolah.
Sisanya 35% sarapan, tapi 90,2% sarapan rendah nutrisi.
Sebanyak 20% anak sekolah punya kebiasaan makan < 3 kali per hari.
Sebanyak 97% kurang makan sayur dan buah.
Sebanyak 57% kurang aktivitas fisik
Sebanyak 45% tidak mencuci tangan dengan benar.

Sayangnya kesadaran remaja mengonsumsi suplemen penambah darah juga kurang

Sebanyak 98% tidak cukup minum suplemen penambah darah. Diantaranya 20% merasa ngga perlu minum, 19% lupa minum dan 9% takut efek samping.

Berikut kategori makanan yang disukai remaja

Sebanyak 50% konsumsi makanan manis
Sebanyak 32% konsumsi makanan asin
Sebanyak 11% konsumsi makanan instan
Sebanyak 78% konsumsi makanan penyedap

Memang sih, remaja cenderung makan apa yang sedang tren dan meniru apa yang kawannya makan. Memilih apa yang menurutnya enak dan disukai saja tanpa tahu apakah membawa pengaruh baik atau buruk untuk tubuh.

Berikut tren usia pernikahan remaja

Sebanyak 4% menikah pada usia 15 sampai 24 tahun
Sebanyak 2,6% menikah pada usia < 15 tahun
Kehamilan terjadi pada 36/1000 usia remaja

Anemia dan malnutrisi remaja

Anemia adalah kondisi tubuh akan kekurangan zat besi, folat , vitamin B12 kena infeksi malaria dan infeksi lainnya.


Berikut data Kemenko PMK tentang penyebab kejahatan seksual pada remaja pada tahun 2018:
42,4% disebabkan karena pornografi,
30,3% disebabkan karena pengaruh teman sebaya
16,7% disebabkan karena mengonsumsi minuman keras
3,0% disebabkan karena pengaruh obat-obatan terlarang
7,6% disebabkan karena pengaruh lainnya.

Pemerintah terus berupaya menekan permasalahan pemenuhan gizi generasi muda dengan berbagai kebijakan dan akses pelayanan kesehatan.

Undang-undang pun telah mengaturnya, yaitu Undang-undag nomor 36 tahun 2009 tentang Meningkatnya Mutu Gizi Peorangan dan Masyarakat dengan menjalankan :
1. Perbaikan pola konsumsi makanan yang sesuai dengan gizi seimbang,
2. Perbaikan perilaku sadar gizi, aktivitas fisik dan kesehatan,
3. Peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi yang sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi,
4. Peningkatan sistem kewaspadaan pangan dan gizi.

Intervensi yang sudah dilakukan pemerintah untuk remaja putri yang nantinya akan jadi calon ibu, dilakukan dengan cara :
Pendataan & informasi kesehatan melalui “Rapor kesehatanku”
Pembinaan kesehatan di lembaga pengasuhan (rumah singgah, panti, lapas anak).
Edukasi gizi dan kesehatan remaja
Posyandu remaja
Program UKS 72,9% puskesmas melaksanakan penjaringan kelas 7 dan 10.
Program madrasah sehat. Membina minimal 20% madrasah.
Sebanyak 5.343.941 remaja putri sudah mendapatkan suplemen penambah darah gratis.
Sebanyak 40, 89% puskesmas mampu melaksanakan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja.

Pemerintah juga meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing dengan cara meningkatkan pelayanan kesehatan terutama dalam hal menguatkan pelayanan kesehatan dasar (primary health care), inovasi, pemanfaatan teknologi.

Berikut 5 strategi pemerintah untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dasar :
1. Peningkatan kesehtan ibu, anak dan keluarga berencana (KB) dan kesehatan reproduksi.
2. Percepatan gizi masyarakat.
3. Pembudayaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS).
4. Peningkatan pengendalian penyakit.
5. Penguatan sistem kekebalan dan pengawasan obat dan makanan.

Edukasi pentingnya memenuhi nutrisi pada remaja harus dilakukan oleh orang tua, masyarakat sekolah, pembina UKS, Pengelola kantin dan tokoh berpengaruh di masyarakat.

Perbaikan Gizi Remaja saat Pandemi

Menjaga daya tahan tubuh. Dengan makan sesuai panduan pedoman gizi seimbang isi piringku.
Modifikasi pendidikan gizi dan kesehatan secara luring dan daring.
Program kebaikan gizi remaja tetap berjalan dengan protokol kesehatan.

Gesid, Pedoman Generasi Sehat Indonesia

generasi sehat indonesia gesid
Acara peluncuran buku Pedoman Generasi Sehat Indonesia bersama perwakilan duta Gesid di SMA dan SMP.

14 Desember 2020, Danone Indonesia bersinergi dengan Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB meluncurkan buku pedoman GESID, Generasi Sehat Indonesia. Buku panduan Gesid ditujukan untuk remaja sekolah menengah , tingkat SMP dan SMA.

Buku pedoman Gesid diharapkan bisa mendorong tumbuhnya remaja berkualitas yang, matang fisik dan mampu berdaya saing di masa depan.

Sesuai dengan visi One Planet, One Health, Danone Indonesia berkomitmen terus mengajak masyarakat untuk hidup sehat melalui pemenuhan nutrisi, hidrasi sehat dan program berkelanjutan. Program Gesid dibuat sebagai program kelanjutan Danone Indonesia bagi ibu hamil, ibu menyusui dan anak-anak yang telah ada sebelumnya.

Proses menyusun buku pedoman Gesid ini membutuhkan waktu panjang lho! Mulai dari Diskusi Kelompok Terarah (FGD), lokakarya bersama para pakar Kementrian terkait, BKKBN, Forum Anak DKI, kerja sama guru, murid dari SMP dan SMA.

Setelah materi tersusun, dilakukan uji keterbacaan selama 2 bulan di 10 sekolah menengah dengan 20 guru pendamping dan 60 siswa menjadi duta Gesid.

Tugas duta Gesid untuk mengenalkan tentang cara menjaga kesehatan remaja ke kawan-kawan sekolah melalui sosial media. Ditemukan banyak inovasi kreatif dari remaja setelah uji keterbacaan buku Gesid.

3 Pilar utama buku padoman Generasi Sehat Indonesia (GESID)

Generasi sehat Indonesia, gesid ,edukasi gizi dan kesehatan remaja, anemia, malnutrisi, body image remaja, isi piringku, pendidikan karakter
Generasi sehat Indonesia, gesid ,edukasi gizi dan kesehatan remaja, anemia, malnutrisi, body image remaja, isi piringku, pendidikan karakter
Generasi sehat Indonesia, gesid ,edukasi gizi dan kesehatan remaja, anemia, malnutrisi, body image remaja, isi piringku, pendidikan karakter
Daftar isi buku Pedoman Generasi Sehat Indonesia (GESID)

Ketiga pilar ini ngga cuma mengajarkan tentang komposisi makan yang dapat memenuhi kebutuhan gizi remaja, tetapi juga menumbuhkan kesadaran akan pentingnya betanggung jawab atas kesehatan sejak remaja yang bisa mempengaruhi kesehatan di masa depan.

Berikut 3 Pilar Generasi Sehat Indonesia (GESID)

Aku Peduli
Untuk membantu remaja mengenali fase remajanya. Mulai dari ciri pubertas, cara merawat kesehatan reproduksi, hingga fase 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK). Menyadarkan remaja, akan pentingnya menjaga kesehatan sejak remaja, karena kebiasaan saat muda akan berpengaruh saat dewasa dan menjadi orang tua kelak.

Aku Sehat
Berisi pemahaman tentang peranan gizi bagi kesehatan, cara memenuhi kualitas hidup dan pedoman gizi seimbang. Remaja diajak untuk mencermati kebutuhan gizinya dan mengenali berbagai permasalahan gizi yang banyak terjadi saat remaja. Berikut tips cara mengatasinya.

Aku Bertanggung Jawab
Mengedukasi remaja tentang permasalahan sosial seperti pernikahan dini dan dampaknya. Menjelaskan proses pembentukan pendidikan karakter remaja agar remaja bisa membangun karakter positif.


Tanggapan remaja atas diluncurkannya buku Generasi Sehat Indonesia

“Banyak remaja seperti aku yang insecure sama penampilan. Ingin punya tubuh proporsional. Selama ini masih ragu atas informasi yang ada di internet,” ucap Sharla Martiza, remaja influencer yang juga pemenang The Voice Kids 2017.

Setelah ada buku pedoman Gesid, ia merasa tercerahkan.
Membantu memahami sesuai pedoman gizi seimbang dan cara mengatur pola makan yang benar.
Membantu mengenali perubahan fisik dan pola pikir remaja.
Bahasanya mudah dimengerti dan ada media interaktif.
Pesan penting dari pedoman Gesid yaitu supaya remaja bisa memenuhi kebutuhan gizi dan tetap sehat selama pandemi. Setelah nutrisi terpebuhi baru memperhatikan body image remaja.

20 Replies to “Remaja Harus Baca, Pedoman Generasi Sehat Indonesia (GESID)”

  1. Omg, aku nikah usia 23 tahun. Masih termasuk remaja toh 😅 btw, Gesid ini gebrakan baru menurutku. Biasanya fokus stunting anak usia dini, padahal remaja juga butuh perhatian asupan yang cukup. Lengkap juga isi bukunya.

  2. Justru saat remaja asupan gizi dan nutrisi harus makin diperhatikan ya, Mbak. Karena pertumbuhan fisik pesat sekali di usia pubertas itu. Bukunya bisa didapat di mana kah? Aku mau buat anakku.

  3. Iya bener mbak syarifani, sarapan hanya sekedar sarapan saja, penting makan nasi, entah itu nasi kecap, atau nasi telur atau bahkan nasi campur mie. Wkwkwkwk. Makan ya yang penting kenyang, sudah deh urusan beres. Ealah semakin kesini ilmu itu kok menyesatkan ya mbak, kalau makan hanya sekedar makan saja.Semakin tercerahkan dengan tulisan seperti tulisan mbak syarifani ini, tulisan untuk mengingatkan kalau nutrsi untuk asupan makan itu sangat penting bagi masa depan anak bangsa.

  4. Tertegun baca 65 persen remaja tidak sarapan sebelum masuk sekolah. Jangankan remaja, sarapan itu penting buat segala usia. Dokter saya bilang, sarapan itu wajib (walau saya juga kadang ngelewatin tapi selalu berusaha untuk sarapan). Paling tidak buah dan sayuran. Bagus juga ya ada seminar kayak begini. Jadi pengetahuan dan wawasan juga buat para ortu yang punya anak usia remaja.

  5. gesid rekomended banget untuk remaja/ABG ya mba. Terkadang kita selaku orangtua yang mengajari, dan memberitahu apa-apa saja yang harus dilakukan, dibilang cerewet sama anak. Nah dengan adanya GESID ini anak bisa baca sendiri, belajar sendiri untuk dirinya sendiri.

  6. Buku pedoman Gesid ini pasti sangat membantu ya. Isinya terpercaya dan tentu saja membantu anak belajar tentang gizi dan kesehatan tubuh.

  7. Jujur saya baru mendengar ada program GESID. Bagus sekali programnya, agar remaja lebih aware dengan kesehatan pola makannya, khususnya remaja putri yang nantimakan menjadi IBU dan melahirkan Para Generasi Maju. Program ini harus lebih banyak digalakkan lagi di berbagai kalangan

  8. Ketika data-data dan angka berbicara.
    Itu artinya kita semua diminta untuk semakin memperkuat remaja dari berbagai sisi, gak hanya asupan makanan tapi juga bekal memasuki usia remaja yang semakin kompleks.
    Angka kehamilan dan usia pernikahan dini yang gak bisa diabaikan.
    Semoga anak-anak remaja Indonesia sehat dan cerdas.

  9. Nggak cuma anak-anak ternyata remaja juga perlu diperhatikan asupan makanannya ya, mbak. Apalagi di masa remaja mereka juga mengalami pubertas yang kerap berpengaruh pada kepercayaan diri

Tinggalkan Balasan ke Nieke Indrietta Batalkan balasan