Mengenal kendaraan sultan di Musium Jogja

museum Jogjakarta

Jogja selalu jadi tempat istimewa buat kami. Banyak tempat menarik untuk dikunjungi bersama keluarga. Rugi bila tak menyempatkan mampir ke tempat bersejarah seperti keraton Jogjakarta. Sekalian mengenalkan anak-anak tentang sejarah kendaraan di masa kesultanan dulu.

Kami sekeluarga hanya punya 3 hari 2 malam untuk eksplorasi wisata sama anak-anak. Suami udah nyusun rencana mau kemana aja. Yang jelas harus ramah anak, supaya anak-anak juga ngerasa seneng diajak jalan-jalan. Waktu itu usia si twins masih 1 tahun. Kebayang dong ngurusin 3 anak balita berdua sama suami.

Hari pertama kami hanya kulineran makan tengkleng dan sate kambing karena sampai di Jogja sudah kesorean akibat terjebak macet di perjalanan. Memang saat itu momennya liburan setelah hari Raya Idul Fitri tahun lalu.

Hari kedua kami ke kebun binatang kebanggaannya wong Jogja, Gembira Loka. Seharian dari pagi sampai sore mengelilingi kebun binatang, lumayan gempor akibat rute jalan yang naik turun ekstrem.

Hari ketiga karena waktu sempit, kami memilih keliling komplek keraton Jogjakarta. Suami pengen muterin keraton naik dokar atau kereta kuda.

Sayang karena kami kurang tahu tempat parkir yang tepat untuk menaiki kereta kuda. Harusnya kami parkir di dalam museum kereta kraton saja sebab di depan museum banyak dokar yang seliweran. Kami memutuskan naik becak motor (bentor) yang mangkal di sekitar tempat parkir.

Biaya naik bentor cukup murah hanya 10 ribu.sudah bisa keliling keraton, mampir ke museum kereta kraton dan mampir ke tempat oleh-oleh dekat keraton. Beli bakpia pathok 25 yang masih anget baru mateng.

Melihat keindahan kereta sultan di Museum Kereta Kraton

Pengunjung saat itu tak begitu ramai hanya beberapa orang saja, sehingga kami bisa puas berfoto di lokasi. Tarif masuknya cukup murah hanya 5000 per orang, bila memakai kamera dikenakan 1000. Kalau haus, mampir beli es dawet di depan pintu masuk museum.

Kesan saya begitu masuk museum, seperti masuk ke dalam rumah lama yang sejuk. Semua kereta masih bagus, bersih, betul-betul terawat. Padahal kereta kencana yang dipajang disana usianya sudah ratusan tahun lalu.

kraton jogjakarta

Seragam, pelana kuda, peralatan berkuda disimpan baik dalam lemari. Masih dipakai untuk perayaan tertentu. Saya sempat memegang bagian jok kereta karena penasaran. Sebab joknya terlihat hitam, mulus, tak nampak baret-baret dan masih empuk seperti baru. Saya akan cerita beberapa kereta yang menurut saya istimewa.

Kereta Kanjeng Nyai Jimad

Merupakan kereta tertua buatan Belanda berusia 270 tahun, sudah ada sejak zaman VOC. Kereta buatan Belanda tahun 1750 an ini adalah kereta hadiah pemberian gubernur jendral VOC Jacob Mossel pada Sultan Hamengkubowono I atas terjalinnya kerjasama dagang saat itu.

Kereta ini hanya muat untuk dua orang penumpang dan satu kusir di depan. Badan kereta seluruhnya terbuat dari kayu. Ada perawatan khusus untuk kereta Kanjeng Nyai Jimad, yaitu wajib ada ritual jamas tiap tahunnya. Dipakai oleh Sultan Hamengkubowono I hingga Sultan Hamengkubowono II.

Kereta Mandra Juwala

Kereta kuda ini dibuat tahun 1800, pernah dipakai Pangeran Diponegoro dari Tegalrejo untuk menghadap ke keraton Jogja.

Kereta Kyai Manik Retna

Kereta ini dibuat pada tahun 1815 dipakai oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IV bersama permaisurinya.

Kereta Kyai Jaladara

Kereta buatan Perancis tahun 1818 ini dipakai Sri Sultan Hamengku Buwono IV.

Kereta Kyai Wimana Putra

kereta kyai wimana putera

Dibeli tahun 1860 dipakai oleh Sri Sultan Hamengku Buwono VI.

Kereta Garuda Yeksa

Kereta yang dibuat Belanda tahun 1861. Selain itu, juga dipakai penobatan Sri Sultan Hamenkubuwono VI hingga Sri Sultan Hamengkubuwono X.

Istimewanya, kereta ini dinamakan kereta emas juga terdapat lambang burung garuda yang terbuat dari emas 18 karat sebesar 20 kg. Mahkota di kereta ini di bagian puncaknya berbentuk tugu monas yang terbuat dari kuningan. Sekilas desainnya seperti kereta di Eropa. Istimewanya, kereta ini sudah ada teknologi modern yaitu tangga turun otomatis saat pintu dibuka. Seperti pintu pesawat. Kerenn

Kereta Kyai Harsunaba

Dibeli pada tahun 1870, kereta kuda ini dipakai oleh Sri Sultan Hamengku Buwono VI.

Kereta Kyai Jongwiyat

Dibuat tahun 1880 di Belanda, kereta kuda ini dipakai Sri Sultan Hamengku Buwono VIII untuk pertempuran dan memeriksa pertempuran dan memeriksa barisan. Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam upacara pernikahan putrinya.

Kereta Rata Biru

Dari kejauhan langsung terlihat bedanya sebab warnanya serba biru yang dipakai oleh manggala yuda dan panglima perang.

Kereta Landower Ngabean


Kereta buatan Belanda 1901 di masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII.

Kereta Premili

Dirakit di Semarang tahun 1925, suku cadangnya langsung dari Belanda untuk menjemput penari keraton.

Kereta Kyai Kutha Kataharja

Dibuat di Berlin tahun 1927, dipakai sebagai pengiring acara di keraton oleh Sri Sultan Hamengku Buwono XI.

Kereta Kyai Jetayu

Kereta kuda yang dipakai untuk kendaraan putra putri sultan yang masih remaja di masa Sri Sultan Hamengku Buwono XIII. Dibuat di Berlin tahun 1927.

Kereta Rata Pralaya

kereta rata pralaya
Kereta yang berada di ruangan tengah museum ini adalah kereta menghantarkan jenazah Sri Sultan Hamengku Buono


Bentuk kereta ini beda dengan kereta lainnya, sebab bentuknya lebih lebar, panjang, bagian samping kanan kiri serba kaca. Jaraknya dengan tanah tak begitu tinggi. Kereta nuansa putih ala Eropa ini memang peruntukkannya dipakai untuk mengantarkan jenazah Sri Sultan Hamengku Buwono tahun 1938.

Cara membersihkan kereta di museum kereta kraton

Tiap kereta selalu dibersihkan tiap hari, ketika jam tutup museum tiap kereta ditutupi oleh kain besar yang menutup badan kereta.

Selain itu ada tradisi, jamasan tiap hari selasa kliwon atau jum’at kliwon pertama di bulan Sura. Jamasan sendiri adalah ritual memandikan kereta pusaka.

Pemimpin upacara Jamasan kereta pusaka dipimpin oleh sesepuh abdi dalem yang juga menjaga museum. Dilakukan oleh abdi dalem laki-laki memakai pakaian khas Jogja.

Manfaat mengenalkan sejarah sejak dini pada anak

Apa yang sekarang kami nikmati ngga bakal ada jika nenek moyang terdahulu ngga berjuang sungguh-sungguh. Keberadaan sejarah membuat saya lebih banyak bersyukur atas segala hal yang terjadi saat ini dan lebih semangat untuk produktif.

Semangat pandai bersyukur ini yang ingin saya pupuk terus menerus ke anak. Sebab kondisi sekarang yang serba instan dan cepat, kadang mengesampingkan proses, membuat mental menjadi lebih rapuh.

Sering saya dengar dari orang sekitar bahwa generasi sekarang itu gampang putus asa, frustasi, mudah menyepelekan suatu hal, rendah diri, minderan.

Makanya mumpung anak masih kecil saya kuatkan karakternya lewat aktifitas sehari-hari.

Belajar sejarah itu penting ngga sih?

Siapa bilang sejarah itu ngga penting? Coba ngalamin amnesia, pasti butuh banget memori masa lalu untuk diingat kembali, ucap Kang Asep Kambali seorang sejarawan yang juga founder Historia Indonesia dalam sesi IG live Me & Inspiring One bertema Asyiknya Belajar Sejarah bersama Ani Berta.

Sejarah juga sebagai alat untuk pemersatu bangsa. Indonesia terdiri dari suku, agama, RAS yang berbeda-beda. Bila tahu sejarah nenek moyang yang bersatu memperjuangkan kemerdekaan dari berbagai latar belakang. Seperti nilai dalam pembukaan UUD 1945. Harusnya sih merasa malu bila sampai sekarang masalah perbedaan harus diperdebatkan berulang-ulang.

Mari belajar sejarah dengan mengajak ke tempat bersejarah seperti museum agar mempertebal rasa syukur.

Museum Kereta Kraton
Buka jam 08.00-16.00


Tinggalkan Balasan