Literasi keuangan anak

literasi keuangan anak

Literasi keuangan anak – Maa, kinderjoy murah apa mahal? Maa, pensil ini murah apa mahal? Pertanyaan yang sering ditanyakan kakak waktu ikut ambil duit di ATMnya minimarket. Kalau udah begitu pasti saya suruh sebutin berapa harganya? Punya ngga uang segitu? Nyadar ngga punya uang seharga barang yang diminta, kalau udah begitu pasti kakak sering merengek minta beliin, untungnya ngga sampai drama soalnya sebelum masuk ke minimatket udah saya jelasin tujuan ke minimarket cuma ke ATM saja, ngga belanja macem-macem.

Sekarang bentuknya uang kan macem-macem, ngga cuma uang tunai, tapi juga ada e-money di dalam hape dan uang di dalam kartu debit atau kartu kredit.

Meski bentuknya beragam, anak-anak kudu ngerti konsep dasarnya uang meskipun beda bentuk, tapi sama-sama bisa untuk membeli barang, ditabung, dan disedekahkan.

Cuma emang yang paling mudah diajarkan untuk anak usia dini adalah konsep uang fisik yang tiap hari mereka pegang sebagai uang saku.

Ngomongin tentang uang, minggu lalu saya ikut literasi keuangan anak bareng Little Money Manager dan Screen Time Book. Pesertanya dibagi menjadi dua kategori, kami ikut yang kategori umur enam sampai 10 tahun.

Literasi keuangan untuk anak

Berikut beberapa poin dasar yang bisa diajarkan ke anak sejak dini agar anak-anak bisa mulai memilah mana yang harus dibeli, mana yang bisa ditunda, dan mana yang sebaiknya tak harus dibeli.

Membedakan keinginan dan kebutuhan

Di awal sesi anak-anak disuguhi beberapa gambar mulai gambar buku, mainan, camilan lalu anak-anak diminta untuk mengkategorikan barang apa saja yang masuk kategori kebutuhan dan mana saja yang masuk kategori keinginan.

Supaya anak-anak mudah membedakan antara keinginan dan kebutuhan maka anak-anak perlu paham dulu konsep dasar kebutuhan dan keinginan.

Kebutuhan adalah
Segala benda-benda yang dibutuhkan untuk bertahan hidup, berikut fasilitas yang tiap mendukung kelancaran kegiatan setiap hari. Kalau kebutuhan tak bisa terpenuhi rasanya hidup akan terasa lebih sulit.
Contohnya, sandang, pangan, papan, kendaraan untuk berangkat dan pulang dari sekolah, listrik.

Keinginan adalah
Segala benda yang ingin dipunyai untuk memuaskan hobi atau memuaskan keinginan. Kalau keinginan tak terpenuhi hidup akan tetap baik-baik saja, tetap berjalan normal.
Contohnya, mainan, ice cream, permen.

Untuk bantu anak mengkategorikan kebutuhan dan keinginan, anak bisa mulai latihan mencatat ke dalam tabel kebutuhan dan keinginan.

Dengan memahami kategori kebutuhan dan keinginan harapannya anak-anak mampu menetapkan skala prioritas saat mengeluarkan uang.

Ceritakan bagaimana mendapat dan membelanjakan uang

Anak perlu tahu bagaimana perjuangan orang tua mendapatkan uang. Bisa dimulai dari cerita usaha orang tua saat sekolah untuk menambah uang saku.

Dulu kalau saya ingin sesuatu memang harus menabung dari uang saku. Usaha yang saya lakukan agar uang saku bisa lekas terkumpul caranya tiap hari nyiapin bekal untuk dimakan di sekolah dan pilih jajanan yang murah tapi mengenyangkan.

Cara ini lumayan berhasil menghemat pengeluaran uang saku, sebagai gantinya saya bisa beli barang keinginan saya meski beberapa kali temen rela kasih pinjeman duit buat nalangin dulu. Wkwk

Dulu waktu sekolah, tiap punya keinginan saya kudu nabung dari uang saku. Saya sampai bela-belain bawa bekal ke sekolah, ngga jajan di sekolah, beli jajan

Cara agar anak memahami uang memang mau tak mau harus ada uang saku meskipun tiap hari anak sudah dibekali bekal makan dan minum. Bisa uang saku harian, mingguan, atau bulanan. Tergantung kesepakatan bersama anak aja.

2 Replies to “Literasi keuangan anak”

  1. Naah ini yg selalu aku ajarin ke anak2 mba. Sebenernya bagus kalo mereka tahu keuangan sejak dini, supaya gedenya jadi lebih gampang utk mulai investasi. Aku sendiri dulu diajarin soal ngatur keuangan pas kls 3 sd . Jadi kalo temen2 Diksh uang harian, aku Diksh uang bulanan Ama papa. Dan harus cukup, trus ditulis beli apa aja dari uang segitu.

    Kalo anak2ku, aku ajarin nabung dulu. Uang mereka juga bulanan aku KSH. Trus aku nasehatin utk sebagian ditabung. Siapa yg tabungannya di akhir bulan lebih banyak, aku KSH bonus. Savingnya aku ga mau dalam rupiah tapi. Sisa uang jajan aku bukain rekening emas di Pegadaian.

    Dari situ aku ajarin anak soal inflasi. Dengan cara yg mudah mereka paham Yaa pastinya.

    Skr ini, si adek yg paling kuat nahan diri dan nabung. Tabungan emas dia LBH banyak dr kakanya. Kalo kakanya kayaknya msh kurang tertarik, tapi ttp hrs aku biasain. Biar dia tau kalo cari uang memang ga gampang.

    Nanti kalo usia mereka udh cukup baru aku ajarin utk investasi yg lain. Si adek selalu tertarik tiap kali aku trading saham2ku. Cuma aku blm KSH tau detilnya lah. Ntr aja kalo itu. cukup tabungan emas dulu

    1. Menarik sekali caranya mba, bisa ditiru.
      Emang harus ada reward anak-anak itu biar lebih terpacu.

      Ah iya, tabungan emas ini emang alternatif tabungan anak-anak yang oke, karena nilainya bisa mengikuti inflasi dibandingkan tabungan anak-anak di bank biasa.
      Bisa dicoba, makasih sudah berbagi pengalamannya mba Fan.. <3

Tinggalkan Balasan