Tiap lebaran adalah momen berkesan bagi saya, karena bisa berjumpa dengan orang tua dan sanak saudara dari penjuru daerah. Tapi juga sebagai momen menyedihkan karena dalam kurun waktu lima tahun terakhir, satu persatu keluarga kami dipanggil Yang Maha Kuasa. Mulai dari eyang uti, om, budhe, dan sanak keluarga lainnya. Meski begitu lebaran dua tahun lalu jadi kilas balik kami bisa saling bersillaturahmi dan halal bi halal kembali pasca pandemi.
Merayakan ulang tahun saat hari raya
Pertama kali dalam hidup bisa merasakan hari raya Idul Fitri bersamaan dengan yaumul milad atau hari kelahiran. Kapan lagi bisa ngumpul di hari ulang tahun saya. Dua tahun lalu keluarga yang mudik cukup lengkap sehingga baik dari keluarga mama maupun keluarga papa.
Acara halal bi halal di keluarga papa cukup meriah, ada live akustik yang disponsori oleh sepupu. Tangan udah gatal ingin pegang microfone begitu ketemu live akustik. Sampai penyanyinya bilang, satu keluarga punya bakat nyanyi semua, karena micnya digilir sama saudara agar bergantian menyanyi.
Begitu sampai di keluarga mama, saudara pada nyanyiin lagu Mabruk Alfa Mabruk..Alaika Mabruk..disertai tepukan tangan meriah sebagai pengiringnya. Saudara dari mama ini rutin ikut berbagai kegiatan kelompok hadroh, sehingga pada nyaring nyanyinya.
Karena kami sedang kumpul, papa inisiatif ajak makan di luar ajak yang lokasinya tepat di pinggir kali dan sawah. Pemandangan dan cuacanya menyenangkan waktu itu.
Baca juga : Tempat makan suasana alam di Madiun
Tak sengaja bertemu teman lama
Setelah beberapa hari sillaturahmi ke sanak saudara, tiba saatnya kami pergi liburan. Waktu itu kami ingin menginap di penginapan milik pakde. Sampai disana ternyata penuh.
Kami cari di penginapan lainnya yang ternyata sama ramainya. Tiba-tiba suami dapat pesan dari salah satu kawan lama kami yang isinya ajakan mampir ke rumahnya.
Baca juga : Makan ikan bakar di Pantai Klayar Pacitan
Kami pun menyempatkan mampir ke rumah salah satu kawan lama suami dan saya yang ternyata ia sekarang sudah pindah ke Pacitan. Baru tahu saya. Ngobrol panjang lebar sampai waktu tak terasa begitu cepat berlalu saatnya kami harus pulang ke Madiun. Selama di Surabaya kami malah belum pernah bertemu lagi. Terakhir ketemu setelah menghadiri undangan pernikahannya. Justru kami bisa bertemu lagi di Desa Pacitan.
Sebagai orang yang tinggal lama di kota, saya pun penasaran bagaimana kawan saya ini bisa betah hidup di Desa, sedangkan sejak kecil ia sudah terbiasa dengan hiruk pikuk kota yang ramai dan serba ada. Meski sudah pindah ke Pacitan, kawan saya sering bolak-balik ke Surabaya dan Jakarta untuk mengantarkan anaknya yang punya sakit jantung bawaan.
Punya anak dengan penyakit jantung bawaan ikhtiarnya luar biasa. Harus kontrol rutin. Apalagi kawan saya ini tinggal di Desa, sedangkan dokter anak ahli kardiologi berada di Surabaya dan Jakarta. Waktu itu, kawan saya bilang anaknya akan ada jadwal operasi di Jakarta dalam kurun waktu beberapa bulan lagi. Sungguh saya bersyukur punya anak sehat, meskipun saat awal melahirkan adik twins salah satunya sempat didiagnosa jantungya lemah.
Baca juga : Penyakit Jantung Bawaan Anak itu Bukan Penyakit Turunan
Setelah pemeriksaan lebih lanjut, alhamdulillah katup jantungnya sudah menutup sempurna dan tidak ada kelainan. Sebagai teman, saya hanya bisa mendoakan terbaik agar operasinya berjalan lancar, segera lekas pulih, dan memberikan dukungan semangat pada kawan saya ini agar ia tabah melalui semua prosesnya yang tentu tak mudah. Aamiin..
Teman KeluargaMulyana pernah tiba-tiba ketemu kawan lama saat mudik lebaran kah?
Pernaaah pastinya. Apalagi kalo mudik kan aku ke medan mba. Dan di sana masih banyak temen2 sekolah dulu. Makanya selalu seneng kalo bisa mudik ke medan. Kalo ke Solo yg kampung suami baru deh ga banyak ketemu temen. ada bbrp temen lama yg dulu di medan, merantau ke Solo. Jadi palingan ketemu dia.
Tapi aku udah lama ga mudik, sejak pelihara kucing 🤣. Soalnya ga ada yg jaga mba, kan asisten pulang. Jadi kalo memang mau mudik pun, tunggu sampe asisten balik dulu. Aku ga tega ninggalin anak2 bulu di pet hotel. Krn mereka penakut ama orang yg ga dikenal. Takutnya malah ga mau makan dan sakit.
Rela deh ga mudik dulu demi jagain mereka 😁
Sampai rela ngga mudik gara-gara jagain anabul. So sweett banget sih..
Kalau saya kemarin nitip sama Pak security buat kasih makan makanan basah aja, kalau makanan kering sam minuman udah ditaruh kontainer jadi aman.
Kalau ngga momen lebaran atau puasaan gitu sulit ngga Mba ngumpulnya sama kawan sekolah dulu?
Soalnya pada mencar-mencar di berbagai kota dan pulau dengan kesibukannya masing-masing