Sekitar 3 bulan lalu saya pernah unggah video di reel dan TikTok @syarifani89 tentang jalan-jalan melihat kereta Panoramic dan keliling Balai Yasa Surabaya dalam rangka memperingati HUT ke 77. Open House Balai Yasa hanya berlangsung 3 hari dari tanggal 25-27 September, buka dari jam 09.00 sampai jam 14.00 wib. Meski sudah berlalu pengalaman pertama naik kereta Panoramic berkesan buat kami. Kali ini saya mau cerita detailnya di blog yak!
Saya bisa tahu Info tentang Open House Balai Yasa dari mba Nurul, bukanbocahbiasa(dot)com. Makasih ya mba.. Open House dimulai dari hari minggu, sayangnya waktu sampai kesana kami kesorean dan udah tutup. Jadi cuma muter Balai Yasa dari dalam mobil. Balai Yasa letaknya berdekatan dengan stasiun Gubeng. Dari Alun-alun Surabaya dan Taman Prestasi wisata perahu Kalimas dekat.
Pencet gambar ini kalau teman mau ke Alun-alun Surabaya
Atau bisa juga naik perahu di Kalimas, intip caranya di gambar ini
Keesokan harinya saya sempet ngintip status teman yang juga anakknya petinggi di KAI. Dia dan anaknya lagi di dalam kereta Panoramic yang jendelanya sedang terbuka sendiri. Karena masih penasaran, akhirnya saya tanya, kira-kira orang umum boleh masuk kedalam kereta Panoramic ngga? Ternyata boleh dong! Saya kira cuma lihat dari luar aja, soalnya malas panas-panasan euy. :p
Nekat ke Balai Yasa demi melihat kereta Panoramic
Karena waktunya cuma 3 hari, saya bela-belain ke Balai Yasa sama anak-anak naik grab. Habis jemput kakak sekolah langsung gantiin baju anak-anak terus cuss berangkat. Sampai sana udah jam 13.00. Kami buru-buru ke bagian registrasi agar bisa segera masuk.
Sampai di bagian registrasi, petugas menanyakan apakah kami sudah registrasi via daring atau belum? Untungnya saya sudah registrasi lebih dulu, karena ngga mau resiko ditolak masuk gara-gara belum registrasi. Bener aja, kata petugas bagi yang belum registrasi maksimal bisa registrasi di petugas sekitar jam 12.00. Fiuh lega..
Tapi saya registrasi hanya untuk saya aja, bocil-bocil belum saya registrasiin. Alhamdulillah, petugasnya mau bantuin input datanya bocils. Setelah selesai registrasi kami diberi gelang tanda masuk dan masker KAI. Open House kali ini gratis untuk semua pengunjung.
Pameran di Balai Yasa
Meskipun cuaca saat itu terik sekali, tak mengurangi semangat kami menelusuri Balai Yasa yang jarang sekali bisa dimasuki masyarakat umum. Selain bisa naik kereta Panoramic, tersedia stand dari PT INKA dan anak perusahaan KAI.
Sebelum naik kereta Panoramic, saya sempatkan mampir ke stand yang masih buka untuk ikut games berhadiah. souvenir KAI. Hadiah yang paling menarik itu bisa dapet miniatur kereta yang bisa dipajang. Syaratnya kudu bisa memanah busur. Kalau bisa nembak satu kali aja pas di titik tengah langsung dapet miniatur kereta, kalau 2 kali bisa kena masih di dalam lingkaran bisa dapet miniatur yang kecil.
Udah bisa ditebak saya cuma dapet gantungan kunci INKA karena gagal kena target, busurnya sukses menukik ke tanah. Entahlah saya ngga ahli main permainan macem begini. Hiks.
Saya cuma sempat mampir ke 1 stand saja soalnya takut keburu keretanya ditutup.
Fitur kereta wisata Panoramic
Pengunjung bisa naik kereta Panoramic bergiliran. Masuk ke gerbong pertama suhunya langsung adem, lega setelah panas-panasan di luar. Terus kami cari tempat duduk yang pewe buat selfie.
Kursinya dibalut alas yang terbuat dari kulit berwarna biru muda yang bagian tengahnya berwarna abu muda. Jarak antar tempat duduk lumayan lega sehingga kaki saya bisa lurus ke pijakan kaki.
Yang menarik dari kereta wisata Panoramic yaitu jendelanya yang lebar dan banyak. Jendela tak cuma di sisi kanan kiri penumpang, tapi juga ada di bagian atas kereta. Tirai jendela kereta di atas dan sisi kanan kiri bisa terbuka dan tertutup otomatis pakai mesin. Tapi saya kurang tahu bagaimana cara mengoperasikannya, sepertinya harus minta tolong ke petugas, agak repot juga ya penumpang ngga bisa mengoperasikannya mandiri.
Ada kursi tertentu yang kurang mendapat porsi jendela, tepatnya kursi di bagian depan. Hanya dapat seperempatnya saja dan bagian kakinya juga agak sempit.
Berhubung jendelanya luas, satu jendela bisa untuk dua baris penumpang, kesan privatnya kurang. Misalnya, kursi 10 mau nutup jendela, sedangkan kursi 11 mau tetap buka jendela saja itu ngga bisa. Otomatis harus ketutup semua.
Kaca jendela dan bagian atas terlihat transparan, sehingga orang diluar kereta bisa melihat jelas penumpang yang ada di dalam kereta. Harusnya dibikin agak buram dari sisi luar sehingga orang luar tak bisa melihat isi di dalam kereta. Sebaliknya penumpang di dalam bisa melihat jelas pemandangan di luar kaca.
Adik twins sempet kebelet pipis, terus saya tanya petugas boleh kah pakai toilet di dalam kereta? Katanya boleh. Toilet kereta panoramic cukup luas dibandingkan kereta eksekutif pada umumnya. Satu kamar mandi bisa muat sampai 4-5 orang dewasa tanpa sempit-sempitan. Tersedia wastafel keran otomatis, kaca yang cukup lebar, wc duduk, wc berdiri.
Menurut saya mending wc duduk dan wc berdiri untuk laki-laki dipisah saja untuk mengurangi antrian toilet. Penumpang yang pakai 2 wc sekaligus juga jarang.
Bagasi untuk menaruh tas pengunjung diletakkan terpisah dari tempat duduk, letaknya di belakang dekat pintu. Saya kurang tahu bagaimana sistem menaruh tas dan barang bawaan karena akan tercampur dengan penumpang lainnya. Apakah ada penanda khusus yang tertempel di barang bawaan untuk meminimalisir barang tertukar dan terbawa penumpang lain.
Kabarnya akhir tahun lalu kereta Panoramic sudah beroperasi dari Jakarta ke Jogja. Pemandangannya pasti indah. Tarif penumpang sekitar satu juta rupiah.
Naik kereta kelinci keliling Balai Yasa
Usai puas duduk di kursi kereta Panoramic, kami naik kereta kelinci untuk keliling Balai Yasa gratis. Sebetulnya rute yang dilalui kereta kelinci ini sama dengan rute yang saya lalui bersama suami waktu naik mobil. Beda di jalur masuknya.
Kami masuk lewat pintu paling pinggir lalu putar dan keluar lewat jalur tengah. Sedangkan kereta kelinci lewat jalur tengah, tempat kereta Panoramic berada.
Setelah naik kereta kelinci kami sholat dulu terus jalan-jalan di bagian bengkel kereta yang ternyata lumayan luas. Ada beberapa gerbong kereta yang sedang diperbaiki disitu. FYI, Balai Yasa ini sudah ada sejak zaman Belanda, sampai sekarang masih terawat dan bersih.
Waktu keliling saya baru tahu mushollanya ada 2, di bagian dekat kantin dan dekat bengkel kereta. Yang agak luas, musholla yang ada disebelah kantin, tapi kudu jalan agak masuk kedalam. Sedangkan musholla di sebelah bengkel lebih sempit tapi berAC dan lebih dekat dengan pintu masuk.
Setelah puas keliling Balai Yasa dan melihat kereta, bocils merasa senang. Kebetulan adik twins belum pernah naik kereta sehingga saya bisa mengenalkan alat transportasi kereta wisata keren sebelum dibuka untuk umum. Berasa esklusif ngga sih! Hehe
Semoga di ulang tahun KAI selanjutnya Open House Balai Yasa rutin dibuka agar anak-anak makin kenal dengan alat transportasi kereta yang makin canggih.
____________________________________________________________________________________________________________
Balai Yasa
Jl. Tapak Siring No.5, Pacar Keling, Kec. Tambaksari, Kota SBY, Jawa Timur 60131