Dear Parents : Yuk Kenali Cara Mengasuh Anak Jaman Now

cara mengasuh anak jaman now

Ngeliat status seorang temen di media sosial tentang fenomena kids jaman now yang cenderung nggak bisa lepas dari gadget, selalu eksis di media sosial, gampang menyerah ketika dihadapkan dalam suatu kondisi yang mana dia tidak bisa hadapi, membuat saya selalu ingin belajar tentang pola asuh anak jaman sekarang. Mumpung Kimika masih kecil, waktu untuk membentuk karakternya pun masih panjaanng. Tapi kudu disiapin dari sekarang daripada telat.

Sewaktu tahu Personal Growth yang merupakan Ikatan psikologi Klinis Indonesia akan menyelenggarakan seminar interaktif Mengasuh Anak Generasi Millenium dengan narasumber dua psikolog klinis yang udah beken, Ratih Ibrahim dan Astrid Wiratna, langsung tertarik pengen ikutan. Bertempat di East Cost Center Mall nggak cuma para orangtua aja yang antusias, peserta banyak dari mahasiswa dan kalangan pengajar.

Sebelum ngebahas mengenai bagaimana cara yang tepat untuk mengasuh anak saat ini, mbak Astrid menjelaskan terlebih dulu kategori manakah yang masuk dalam kategori anak generasi millennial dan apa ciri-cirinya.

Anak Generasi Millenium yaitu

  • Lahir setelah tahun 2000
  • Berada pada era digital
  • Terpapar perangkat teknologi dan pola-pola komunikasi yang belum ada di generasi sebelumnya

Ciri – ciri anak generasi millenium

Berdasarkan pengamatan dari para guru sekolah paud, mereka menyimpulkan bahwa anak generasi millenium punya ciri khas

  • Terlihat lebih cerdas, makanya banyak orang bilang anak sekarang itu cepet nangkep ketika melihat sesuatu hal.
  • Punya banyak pengetahuan, karena informasi dapat dengan mudah diakses melalui gadget.
  • Kurang daya juang, karena apa yang mereka dapatkan cenderung lebih mudah dibanding jaman dulu, anak jadi cenderung gampang putus asa jika dihadapkan pada persoalan yang menurutnya susah.
  • Sangat emosional, anak sekarang lebih mudah mengungkapkan perasaannya
  • Kurang mampu bergaul, karena lebih dekat di dunia maya maka pergaulannya pun lebih dekat melalui media sosial.
  • Kurang percaya diri, ketika disuruh guru untuk maju di depan kelas kebanyakan enggan untuk melangkahkan kakinya ke depan.

Dikutip dari buku Mendidik Anak di Era Digital, Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga, hasil penelitian menyebutkan

Kecenderungan anak untuk lebih banyak memanfaatkan perangkat teknologi digital menyebabkan adanya penundaan dalam perkembangan bahasa (salah satunya speech delay) terutama pada anak-anak usia 2 tahun dan usia di bawahnya.

Banyak orangtua menganggap, dengan gadget anak sudah cukup untuk belajar . Bahkan ada beberapa anak yang pernah ditemui oleh mbak Astrid, berbicara sendiri menggunakan bahasa yang tidak bisa dimengerti (bahasa planet). Pernah denger juga cerita dari beberapa temen, memang salah satu dampak mengenalkan gadget di usia dini bisa mempengaruhi kemampuan wicaranya, dan ternyata emang bener.

Dari situ dapat diambil kesimpulan

Orangtua lalai memperhatikan kebutuhan perkembangan normal anak-anaknya, karena semua gangguan perilaku yang teramati adalah gangguan perilaku yang seharusnya dikembangkan dalam pengasuhan, bukan gangguan perilaku yang dibawa dari lahir.

Kunci abadi pengasuhan anak

  • Mengasuh anak adalah sebuah proses yang panjang, tidak bisa dilakukan secara instan. Butuh tahap demi tahap,
  • Rasa aman anak merupakan dasar dari semua perilaku sosial anak dan membutuhkan konsistensi,
  • Konsistensi membutuhkan orangtua yang fokus,
  • Fokus hanya bisa diberikan oleh orangtua yang menyediakan waktu khusus untuk anak.

Orangtua generasi millenium di sekitar kita

  • Banyak ibu yang berkerja di luar rumah,
  • Masih memegang pemahaman lama tentang pengasuhan anak. Tidak mengupdate kondisi terkini,
  • Menjadi model dari kecanduan teknologi digital, ini PR banget buat saya yang nggak bisa jauh-jauh sama gadget. HUHU
  • Kurang memahami potensi bahaya yang dibawa media sosial. Masih inget sama Friendster ? kalau dibandingkan saat ini media sosial dulu jauh lebih aman, jauh dari adanya bahaya pedofilia, konten-konten yang berbahaya, dsbetc.

Yang perlu dilakukan oleh orangtua generasi millennium

  • Orangtua punya waktu khusus untuk mendampingi anak-anak belajar,
  • Paham cara kerja perangkat teknologi informasi dan media sosial, yang merupakan sumber informasi utama anak. Seperti memprogram gadget anak agar hanya dapat mengakses situs-situs yang sesuai untuk anak, contohnya kiddle.
  • Orangtua menyadari kebutuhan anak yang sesuai dengan tahap perkembangan mereka ( fisik, sosial, emosional, spiritual) sama dengan kebutuhan anak saat generasi saat ini dan sebelumnya.

Pola asuh yang dibutuhkan orangtua saat ini

  • Pola asuh klasik yang paling efektif yang artinya pola asuh otoritatif dengan kasih sayang yang tidak bersyarat
  • Orangtua merupakan otoritas tertinggi. Nggak ada ceritanya orangtua ngalah sama anak dalam menetapkan suatu aturan. Orangtua harus tegas akan aturan yang sudah dibuat, sehingga anak mengerti akan konsekuensi yang akan didapat ketika melanggarnya.

Contohnya

Menerapkan perilaku disiplin sejak bayi melalui kebiasaan-kebiasaan yang konsisten dan tidak bisa ditawar

  • Dalam batasan tertentu, orangtua memberikan anak kebebasan dan kesempatan untuk berdiskusi dengan orangtua.

Contohnya

Melibatkan anak dalam proses pengambilan keputusan keluarga

  • Orangtua berfokus pada kebutuhan anak. Sebaiknya sebagai orangtua kita dapat memilah-milah kebutuhan anak yang akan dipenuhi, walaupun secara finansial mungkin saja kita bisa memberikan lebih.
cara mengasuh anak jaman now
Ratih Ibrahim dan Astrid Wiratna sedang menjawab berbagai keluhan dari para orang tua jaman now

Dari data Global Competitivines Report tahun 2016-2017

Indonesia berada di di urutan ke 41, sedangkan Singapore berada di urutan kedua. Meski letaknya berdekatan dengan Indonesia Sumber Daya Manusia (SDM) di Singapore jauh lebih unggul.

Untuk mengejar ketertinggalan, Indonesia butuh SDM yang gimana sih ?

1. Indonesia butuh SDM yang resourceful

SDM yang Resourceful disini punya kriteria

Kompeten

Contohnya : Anak terampil melakukan perkerjaan rumah sendiri seperti cuci piring, memasak, membersihkan ruangannya. Biasanya akan membentuk kepribadian mandiri seorang anak sehingga tidak bergantung pada orang lain.

Bisa diandalkan

Contohnya : Dapat membantu perkerjaan orangtua di rumah, seperti cuci piring, membersihkan rumah, dsb.

Etos kerja baik

Contohnya : Anak rajin melakukan segala sesuatunya, tanpa menunggu untuk disuruh.

Nasionalis

2. Children are from heaven

Mbak Ratih Ibrahim berkeyakinan,

“Anak itu berharga. Anak adalah karunia Tuhan. Menjadi orangtua adalah berkat dan amanah dari Tuhan”.

Di tengah sesi dibuka pertanyaan dari peserta yang menanyakan tentang bagaimana cara mengatasi rasa jenuh saat mengasuh anak serta cara mengatasi kecanduan anak pada gadget sedangkan orangtuanya sendiri sangat butuh pada gadget karena perkerjaan. *Problematika masa kini*

Saya baru punya anak setelah 10 tahun menikah, kami berdua sama-sama sehat dan subur. Setelah flashback ke belakang ternyata ini disebabkan oleh doa saya waktu menikah dulu. Saat di altar, salah satu doa saya agar diberikan anak di waktu yang tepat ketika kami sudah siap. Versi siap kami dengan versi siap Tuhan ternyata berbeda. Dan baru dikabulkan setelah usia saya diatas 30 tahun. Oleh karena itu, bagi saya anak itu adalah sebuah berkah dari Tuhan. Seribet apapun saat mengurus anak bagi saya merupakan sesuatu yang menyenangkan dan tidak pernah bosan, tutur Ratih Ibrahim.

Agar tidak bosan saat mengurus anak, buat berbagai kegiatan yang berbeda tiap harinya kalau perlu dijadwal.

“Tidak memungkiri saya pun juga butuh gadget untuk kerja, nulis artikel dan update sosial media. Tiap hari saya bangun jam 5, saya gunakan untuk pegang gadget sebelum anak-anak bangun. Ketika anak bangun, seminimal mungkin saya pegang gadget. Saya berusaha disiplin, waktunya main ya main, waktunya kerja ya kerja,” tambahnya.

Kemudian ia menambahkan, setelah usia 1 tahun, si kecil bukanlah bayi lagi. Dia memasuki sebuah tahapan perkembangan baru yang disebut balita.

Di tahapan ini, bereksplorasi merupakan salah satu bagian dari tugas perkembangan si kecil. Eksplorasi adalah bagian dari proses belajar utama yang dibutuhkan si kecil untuk berkembang optimal.

Baca juga : Nestle Dancow Explore Your World Ajak Ayah dan Bunda Katakan “IYA BOLEH” untuk eksplorasi si kecil

Sebagai orangtua, yang dapat kita lakukan :

Mendampingi dan mendukung anak untuk mengeksplorasi apa saja yang dia ingin ketahui, ingin coba, dan lakukan. Berikan pengertian lebih dulu jika apa yang ia lakukan berbahaya, dan tidak semestinya dilakukan, bukan dengan langsung melarangnya. Tujuannya agar anak tumbuh menjadi pribadi utuh yang sehat, mandiri, dan ceria.

3. Centennials Generation

Apa Centennials Generations ?

Menurut Cassela : 2015, centennials generations adalah

  • Generasi yang lahir pada tahun 1997 – sekarang,
  • Di tahun 2017 berusia 0 – 20 tahun,
  • Orangtua mereka berasal dari generasi x-ers, millenials, boomers, centennials.

Karakter dari centennials generation menurut Cassela : 2015,

  • Terpapar pada teknologi modern dan internet
  • Gadget freak (generasi WiFi dan selfie)
  • Selalu berhubungan dengan social media
  • Individualistik (generasi egois)
  • Ambisius, suka tantangan dan petualangan
  • Multitasking
  • Enterpreneurial
  • Hyper – aware
  • Realistis
  • Toleransi terhadap frustasi rendah

Hasil survey Personal Growth tahun 2017 mengenai anak dan gadget menunjukkan

  • 37% anak memiliki lebih dari 5 sosial media
  • 31% anak menghabiskan waktu setidaknya 5 jam dalam sehari untuk memegang gadget

Lalu bagaimana respon dari orang tuanya ?

Hasil survey dari Pew Research Center tahun 2016

  • 61% mengecek website apa saja yang dibuka oleh anaknya
  • 60% mengecek profil sosial media anaknya
  • 48% mengecek handphone anaknya
  • 39% menggunakan parental control

Kalau kamu termasuk yang mana moms ?

Orangtua juga harus update dengan perkembangan teknologi, sehingga bisa tetap dapat mengontrol aktifitas anak di dunia maya.

“Saya pernah loo mutusin WiFi di rumah sampe 3 bulan. Ketika anak butuh akses internet untuk mengerjakan tugas, ya saya belikan paket kuota internet dan saya batesin waktunya agar efektif. Kontrol utama tetep ada di tangan kita orangtua,” tuturnya.

cara mengasuh anak jaman now
Supaya anak nggak kecanduan gadget, yuk buat jadwal seperti ini. Supaya gampang ngontrolnya

4. Be a good digital parents

  • Kebutuhan tumbuh kembang anak harus dipenuhi baik software maupun hardwarenya.

Softwarenya mencakup soft skill atau dikenal dengan kecerdasan emosional sifat kepribadian, ketrampilan sosial, komunikasi, berbahasa, kebiasaan pribadi, keramahan, dan optimisme yang mencirikan kemampuan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain.

Hardwarenya mencakup hard skill atau dikenal dengan kecerdasan akademik.

Keduanya usahakan imbang yaa moms.

Baca juga : Sudah Siapkah Kita ? Menyiapkan Si Kecil Menjadi Anak Generasi Maju

  • Menjadi orangtua yang juga menjadi teman untuk anak.

Mau tidak mau, suka tidak suka kita harus bisa mengikuti perkembangan jaman dan pola pikir anak jaman sekarang. Maka dari itu, penting bagi kita orangtua paham betul karakteristik anak jaman sekarang, sehingga kita bisa mendampingi anak dan melakukan pengasuhan yang tepat.

Seperti kata pepatah, “Tak kenal maka tak sayang”. Semoga artikel ini bisa membantu para orangtua untuk mengenali karakter anak jaman now kemudian dapat menerapkan pola asuh yang tepat.

Jika kamu merasa artikel ini bermanfaat dan perlu diketahui oleh orangtua jaman now, jangan sungkan klik tombol share di bawah yah 😊

15 Replies to “Dear Parents : Yuk Kenali Cara Mengasuh Anak Jaman Now”

  1. Saya pernah lho di protes anak karena ngobrol sama dia sambil pegang hp.
    Padahal kan saya bisa multitasking, dengerin ceritanya tapi mata ke layar hp. Rupanya dia ingin perhatian 100 persen. Sejak saat itu, kalau dia ingin cerita dan saya kebetulan ada pekerjaan yang harus segera diselesaikan lewat hp, saya minta waktu sebentar untuk menyelesaikan. Setelah itu hp di taruh jauh dari kami, dan saya pun pasang mata dan telinga untuk memperhatikan dia bercerita

    1. Emang dilema orangtua yang kerjaannya harus pegang gadget ya gini ini. Kudu pinter bagi waktu supaya anak nggak merasa terabaikan.

  2. Duh, kangen ikut kelas bu ratih. Soal gadget ini emang bikin galau ya mba. Aku sendiri membatasi bocahku cuma boleh pakai gadget pas weekend. Sayangnya aku bukan tipe bawel, jadinya tetep aja anakku agak lama perkembangan bahasanya. Perlu banyak perbaikan emaknya.

    1. Yuk belajar bawel demi anak tercinta 😁

  3. wah makasih sharingnya, mbak. sebagai orang tua generasi milenial kita memang punya tantangan tersendiri ya dalam hal mendidik anak ini. saya sendiri masih usaha banget nih biar nggak terlalu sering megang gadget kalau lagi sama anak

    1. PR orangtua kebanyakan jaman sekarang yaa..kalo anaknya gak mau kecanduan gadget 😊

  4. Setuju Mbak. Dalam mengasuh anak, Kita memang harus siap mengikuti perkembangan jaman. Karena pola pikir anak juga berkembang.
    Dan menjadi orang tua adalah proses belajar yang terus terjadi seumur hidup.
    Walaupun untuk jadi orang tua gak ada sekolahnya., yekaannn.. hehehe

    1. Nggak ada sekolahnya tapi sekarang banyak seminarnya.. Mayan update ilmu 😁

  5. Nampar banget artikelnya. Memang benar, zaman sekarang meskipun segala hal jadi lebih mudah, tapi justru semakin susah membentuk karakter anak. Terlalu banyakd istraksi yang harus dihadapai anak dan orangtua. Fokus dan komitmen yang tinggi harus jadi pegangan sehari-hari

  6. makasih sharingnya

  7. jadi orang tua kid jaman now sumpeh mesti pinter2 dan banyak belajar banget 😀 susah deh kalau ngga update ilmu dan mengerti perkembangan jaman anak2, karena jaman kita & mereka beda… Semoga kita bisa menjadi orang tua yang baik bagi anak2 kita.. aamiin.

  8. […] Baca juga : Dear Parents : Yuk Kenali Cara Mengasuh Anak Jaman Now […]

  9. […] Baca juga : Dear Parents : Yuk Kenali Cara Mengasuh Anak Jaman Now […]

  10. […] Baca juga : Dear Parents : Yuk Kenali Cara Mengasuh Anak Jaman Now […]

Tinggalkan Balasan ke Hastira Batalkan balasan