Apakah anak alergi susu sapi beresiko stunting?

ANAK ALERGI STUNTING

Apakah anak alergi susu sapi beresiko stunting?– Baru-baru ini ramai di sosial media membahas tentang sekolah anak yang melarang siswa-siswinya merayakan ulang tahun di sekolah. Larangan sekolah tentu dengan beberapa pertimbangan, yaitu ingin menghindari kesenjangan sosial antar siswa dan meminimalisir anak mengonsumsi makanan yang tak bisa dimakan anak lainnya terutama anak alergi.

Ternyata niat merayakan ulang tahun anak yang bertujuan untuk mengajarkan anak untuk berbagi berkah ke teman-temannya bisa berujung dilema bagi sebagian anak lainnya, terutama anak alergi makanan dan anak alergi susu sapi.

Bijaknya sebelum memutuskan merayakan ulang tahun di sekolah, bijaknya orang tua bertanya lebih dulu ke gurunya apakah ada anak alergi di kelas untuk pertimbangan pemilihan makanan yang akan diberikan ke teman sekelas.

cara anak mau makan sayur

Baca juga : Cara memenuhi serat untuk anak alergi

Cerita ibu dengan anak alergi susu sapi

Punya anak alergi lebih ribet karena orang tua harus bisa menghindari yang pencetus anak alergi. Masa terberat adalah masa lima tahun pertama yang mana pertambahan berat badan dan tinggi badan anak sangat dipantau untuk menghindari stunting.

Susu sapi sudah jadi senjata ampuh orang tua untuk menaikkan berat badan anak, sebab di masa batita dan balita, ada sebagian anak yang mengalami fase sulit makan (Gerakan Tutup Mulut) GTM. Sehingga untuk mengejar asupan gizi orang tua berlomba-lomba kasih susu sapi terbaik untuk anaknya.

Sedangkan anak alergi susu sapi tak bisa minum susu sapi dan tak bisa konsumsi produk dengan olahan susu sapi. Sedangkan sebagian besar jajanan anak yang beredar di pasaran mengandung susu sapi.

Seperti kondisi yang dialami Binar, anak mamafluencer Chacha Thaib yang diceritakan saat webinar Bicara Gizi 2023 bertajuk Ketahui Kaitan Anak Alergi Susu Sapi dengan Stunting.

Waktu usia Binar hampir 1 tahun muncul ruam kemerahan di bagian pipi dan jidat. Setelah periksa ke dokter anak ternyata memang benar Binar kena alergi susu sapi, kenang mama Chacha

Gejalanya alergi binar muncul setelah konsumsi produk olahan susu sapi. Ia langsung pilek. Mama Chacha curiga, “Kok tiap minggu bolak balik pilek”. Setelah ditelusuri penyebabnya berasal dari produk turunan susu sapi ang dimakan.

Selama 3 tahun Binar tak konsumsi susu sapi, tapi masih makan produk olahan susu sapi. Seiring bertambahnya usia, gejala alergi susu sapi perlahan mulai hilang sampai sekarang berumur 9 tahun.

Setelah diamati saat usia 3 tahun gejala alergi perlahan mulai berkurang tak separah sebelumnya. Ruam merah dan pilek berkurang sehingga Binar sudah mulai konsumsi susu sapi dan olahannya.

Apa kesulitan punya anak alergi susu sapi?

“Lebih ke mental ibunya”. “Anakku kok ngga kaya anak lainnya ya, yang bisa konsumsi apa aja?”.

Belum lagi mengejar berat badan anak alergi yang asupannya perlu diperhatikan agar anak terhindar dari gizi kurang dan stunting.

Apakah anak alergi susu sapi bisa menyebabkan anak stunting?

Jawabannya bisa.

Bila orang tua tak segera menskrining anak ke ahlinya dan mencari tahu sendiri sehingga anak alergi mendapat penanganan kurang tepat.

Dokter Zahrah Hikmah spesialis anak konsultan alergi imunologi bilang anak alergi susu sapi bisa stunting karena beberapa hal ini

❌️Menghindari makanan protein tinggi dalam jangka lama,
❌️Penghindaran makanan dan minuman tanpa dasar yang jelas sehingga banyak makanan dan minuman penting dihindari,
❌️Nafsu makan menurun karena pilihan makanan terbatas,
❌️Memilih makanan pengganti yang tidak pas,
❌️Sering sakit karena nafsu makan berkurang,
Kurang tidur,
❌️Mengalami radang saluran pencernaan.

Dampak stunting

Dampak anak stunting memang tak bisa dilihat secara langsung sebagaimana anak kurang gizi. Paling mudah diamati dari tinggi badan di bawah usianya, akan tetapi efeknya juga mempengaruhi kesehatan dan kemampuan berpikir di masa mendatang.

Anak stunting tak hanya dialami anak Indonesia

Hasil penelitian menyebutkan anak di Eropa yang notabene negara maju dan tinggi badan mayoritas orangnya di atas penduduk Indonesia ternyata tak sedikit yang kena stunting.

Hasil survei status gizi Indonesia dari Kementrian Kesehatan menyebutkan bahwa prevalensi stunting di Indonesia sekitar 21,6% pada tahun 2022. 9% dari 21,6% anak stunting disebabkan alergi makanan. Ditemukan pula 24% anak didiagnosis alergi protein susu sapi.

Data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menghasilkan 2-7,5% anak alergi susu sapi. Kasus tertinggi terjadi di usia awal kehidupan.

Penyebab alergi susu sapi

Terjadi ketika sistem imun tubuh salah mengartikan protein susu sapi sebagai zat berbahaya bagi tubuh. Gejalanya ringan sampai berat.

Berikut gejala anak alergi susu sapi

Gejala di saluran pencernaan
Sistim pernapasan menjadi terganggu
Kulit muncul ruam kemerahan

Bagaimana mencukupi kebutuhan anak alegi susu sapi?

Dokter Zahrah menghimbau agar anak dengan alergi susu sapi, perlu diperhatikan asupan nutrisinya agar tak mengalami kekurangan zat gizi yang mengakibatkan gangguan tumbuh kembanga anak.

Berbagai kandungan nutrisi di dalam susu sapi, seperti protein, kalsium, kalium, vitamin B12, dan vitamin D, yang mampu mendukung pertumbuhan dan perkembangan tak sanggup diterima oleh anak alergi susu sapi, sehingga rentan mengalami malnutrisi.

Dokter Zahrah menyarankan bahwa tata laksana anak dengan alergi susu sapi dapat dilakukan oleh orang tua sejak dini. Begini caranya:

✅️Berkonsultasi serta mengikuti petunjuk atau saran dokter.
✅️ Mengeliminasi bahan makanan yang mengandung susu sapi.
✅️Memberikan alternatif makanan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
✅️Membaca label makanan.
✅️Hingga melakukan pemantauan pertumbuhan secara rutin.

Cara mama Chacha memenuhi nutrisi putrinya dengan cara berusaha mencukupi nutrisi dari makanan pokok, makanan berat, dan camilan yang kaya protein hewani.

Pesan dari ibu dari anak alergi susu sapi

Usahakan orang tua tetap tenang menghadapi gejala anak alergi. Sebab ketika orang tua panik, anak juga ikut panik karena energi dari ayah bunda bisa menular ke anak.

Bertanya pada ahlinya. Sebaiknya datangi langsung dokter agar tahu bagaimana upaya selanjutnya dan tepat penanganan.

Attention to detail. Waktu anak diskrining tanya detail anak alergi karena apa, perhatikan makanan dan minuman yang dikonsumsi anak, perhatikan lingkungan sekitarnya.

Semoga angka stunting di Indonesia kedepannya bisa berkurang untuk generasi masa depan Tanah Air lebih maju.

Tinggalkan Balasan