Tren pekerjaan untuk generasi milenial, anak, cucu kelak

tren green job

Datangnya pagebluk membuat semua orang mau tidak mau kudu beradaptasi dengan situasi dan kondisi pandemi. Beruntung bagi mereka yang masih bisa bertahan hingga sekarang. Berkah bagi mereka yang sanggup memanfaatkan peluang penghasilan baru, yang dulunya cuma dipandang sebelah mata. Melihat dampak perubahan iklim yang imbasnya sangat terasa sekarang. Membuka kesadaran manusia untuk mulai memperbaiki lingkungan, salah satu caranya dengan mencoba peluang kerja baru yaitu green job.

Zaman berubah, pekerjaan ikut bertransformasi.

Pembangunan berjalan terus, teknologi selalu berkembang. Banyak pekerjaan yang dulunya ada, sekarang sudah tergantikan oleh mesin canggih. Contohnya, penjaga pintu tol dan petugas pintu parkir. Sekarang posisi mereka tergantikan oleh mesin.

Pekerjaan apa saja yang nantinya akan hilang tergantikan oleh perkembangan zaman?


✔ Pekerjaan yang udah ngga relevan. Contohnya seperti penjaga wartel.

✔ Pekerjaan yang administratif. Contohnya seperti, teller bank.

✔ Pekerjaan yang dikerjakan oleh orang banyak. Contohnya seperti, buruh pabrik.

Orang tua juga punya andil besar menyiapkan keterampilan yang harus dipunyai anak-anak supaya lebih maju di tengah persaingan menghadapi kecanggihan teknologi masa depan.

10 Keterampilan utama yang dibutuhkan di tahun 2025

Dilansir dari World Economic Forum, dengan perkembangan teknologi berkelanjutan, keterampilan yang dibutuhkan seluruh pekerjaan akan berubah selama lima tahun ke depan. Sebanyak 50% karyawan perlu belajar keterampilan baru.

✔ Punya hard skill spesifik. Contoh : bisa bikin video di YouTube, bisa menghasilkan foto bagus, bisa membuat lagu.

✔ Bisa menghasilkan output yang spesifik : Bisa mendesain, bisa menulis, dan sebagainya.

Orang punya keterampilan plus seperti saya sebutkan di atas, peluang mendapatkan pekerjaan lebih gede dibanding yang ngga punya keterampilan tersebut.

Tren pekerjaan masa depan
Keterampilan yang harus dipunyai generasi milenial. Sumber gambar: World Economic Forum

World Economic Forum membagi dalam 10 keterampilan yang harus dipunyai untuk para pekerja di masa depan. Terbagi menjadi 4 tipe keterampilan antara lain:

Keterampilan untuk memecahkan masalah
1. Berfikir analitis dan berinovasi
2. Bisa memecahkan masalah yang kompleks
3. Bisa berpikir kritis dan punya kemampuan menganalisis
4. Punya kreativitas, original, inisiatif
5. Punya pemikiran, kemampuan menyelesaikan masalah, membuat ide

Keterampilan untuk manajemen diri
1. Mau terus belajar dan punya strategi belajar
2. Punya semangat juang tinggi, punya toleransi stress yang baik, fleksibel

Keterampilan bekerja dengan orang lain
1. Punya jiwa kepemimpinan dan pengaruh sosial

Keterampilan memakai teknologi dan mampu beradaptasi dengan perkembangannya
1. Pemakaian teknologi, pemantauan dan kontrol
2. Mendesain teknologi dan pemograman [1]

Tren green job untuk keberlangsungan masa depan

Talkshow green job
Talkshow memahami green job dan peluangnya di Indonesia bersama Coaction Indonesia dan komunitas ISB


Siti Khoiromah, Coaction Indonesia dalam sesi zoom meeting bersama Komunitas ISB, 9 Februari lalu menjelaskan tentang green job.

Pengertian green job menurut International Labor Organization (ILO) yaitu pekerjaan layak yang berkontribusi untuk melestarikan atau memulihkan lingkungan baik di sektor tradisional seperti manufacture, konstruksi maupun sektor hijau seperti munculnya energi terbarukan. efisiensi energi.

Indikator pekerjaan layak : setidaknya tidak eksploitasi secara fiskal dan tidak diskriminatif secara asosial.
Pekerjaan yang bisa melestarikan dan memulihkan lingkungan : memberi kontribusi pada lingkungan.

lowongan kerja green job
Ruang lingkup pekerjaan green job sangat luas, siapa saja berpeluang besar menggarapnya. Sumber: coactionid

Dari namanya Green Job, apa yang sempat terlintas di pikiran teman keluargamulyana? Saya sempet mikir green job itu pekerjaan yang fokus dan berkecimpung di kehutanan dan bercocok tanam. Eh, ternyata ngga sesempit itu lho!

Mba Siti jelasin juga kategori Green Job di luar sektor hijau. ILO sendiri sudah mengkategorikan jenis pekerjaan dalam green job yaitu:
– Pekerjaan yang bisa meningkatkan efisiensi energi dan bahan baku. Ketika pekerjaan itu bisa ngurangin pemakaian bahan baku sehingga ngga boros dan ngga eksploitatif maka pekerjaan itu bisa masuk dalam kategori Green Job.
– Pekerjaan itu bisa membatasi emisi gas rumah kaca
– Pekerjaan itu bisa meminimalisir limbah dan polusi
– Pekerjaan itu bisa melindungi dan mengembalikan ekosistem, memperbaiki ekosistem menjadi lebih baik dari sekarang
– Pekerjaan itu mendukung adaptasi dari efek perubahan iklim

Ruang lingkup green job itu luas

Contoh mudahnya, waktu di kantor bisa dengan menerapkan kebiasaan hemat energi. Waktu istirahat, komputer dimatikan, AC dimatikan, ketika ngeprint memakai kertas bolak balik, sehingga baik sisi depan kertas dan belakang kertas dimaksimalkan pemakaiannya, tidak ada bagian kosong.
Intinya pekerjaan apa pun bisa jadi green job asalkan memenuhi kriteria yang sudah disampaikan oleh ILO.

Kenapa green job muncul?

Pembangunan akan terus berlangsung seiring perkembangan zaman, kebutuhan manusia meningkat. Otomatis eksploitasi sumber daya alam makin besar, tapi ternyata berdampak signifikan ke lingkungan juga.

Sekarang PRnya adalah bagaimana bisa bertahan dengan pembangunan berkelanjutan tapi juga bisa bertanggung jawab atas perubahan iklim yang sudah terjadi?
Salah satu jalan keluarnya adalah bekerja di pekerjaan ramah lingkungan yaitu green job.

Apa langkah Indonesia untuk ikut serta menyelesaikan efek perubahan iklim?

Indonesia udah berkomitmen untuk mengurangi gas rumah kaca sebanyak 26% di tahun 2020, akan meningkat 29% di tahun 2030 sesuai konveksi perubahan iklim yang telah disepakati.

Riset OECD menyebutkan Asia Tenggara, salah satunya Indonesia akan terdampak perubahan iklim yang sangat besar. Soalnya sebagian besar GDP Asia Tenggara berasal dari sektor pertanian yang sangat bergantung pada cuaca, siklus air, kesuburan tanah.

Perubahan iklim punya dampak serius buat pertanian Indonesia bisa menyebabkan kekeringan, banjir, kesuburan tanah. Padahal sebagian besar mata pencaharian orang Indonesia berasal dari pertanian.

Dampaknya di tahun 2060 ketika gelombang perubahan iklim datang, otomatis sektor pertanian Indonesia ikut terhantam. Akan ada puluhan juta pekerjaan di sektor pertanian yang akan kehilangan pekerjaannya.

Ini salah satu alasan, kenapa milenial kudu milih jalur green job dari sekarang. Sebab selain green job pekerjaan yang layak juga bisa berkontribusi untuk lingkungan.

Lalu green job seperti apa yang harus dipilih?

Memang green job itu macamnya banyak dari segala sektor pekerjaan ada. Berikut bidang pekerjaan yang bisa menjawab masalah perubahan iklim dan lingkungan:
– Pengolahan limbah dan daur ulang
– Transportasi umum
– Pemulihan konstruksi hijau
– Pertanian dan produksi pangan berkelanjutan
– Pemulihan stok dan konstruksi hijau
– Kehutanan yang berkelanjutan guna mencegah deforestasi
– Pengelolaan manufaktur dan rantai pasokan
– Suplai dan efisiensi energi
– Pelestarian biodiversitas dan ekosistem.

Green job dimulai dari lingkungan rumah

Waduh.. aku ngga punya keterampilan seperti yang udah disebutin di atas, terus gimana?

Yang paling mudah adalah memulai dari kebiasaan sehari-hari. Sudah ramah lingkungan kah gaya hidup selama ini?

Saya akan beri contoh sederhana dimulai dari lingkungan rumah. Sebab membenahi kebiasaan sehari-hari di rumah menjadi ramah lingkungan, bisa masuk dalam kategori Green Job.

Bercocok tanam

menanam hidroponik
Menanam sayuran sendiri adalah cara Pak Ignasius mengurangi emisi. Sumber : instagram ignasius.jonan

Mulai menanam dari apa yang sehari-hari dimakan seperti sayuran dan bumbu dapur. Bila ditekuni terus menerus siapa tahu bisa jadi urban farming seperti yang sudah dilakukan oleh Ignantius Jonan, mantan menteri energi dan sumber daya mineral dan selebgram Tantri Namirah yang awalnya urban farming hanya mengisi waktu luang di rumah dengan kesibukan, sekarang bisa menghasilkan untuk diri sendiri dan orang disekitar.

Bila lahan di rumah sempit, mungkin bisa coba menanam dengan metode hidroponik. Saya pun mulai perlahan-lahan mencoba menanam sayuran di rumah. Doakan bisa tumbuh subur ya..

Manajemen sampah

Sudah kah membuang sampah sesuai jenisnya?

Ada berapa tempat sampah di rumahmu?

Mulai sekarang sediakan sampah sesuai peruntukkannya. Sumber : earthhour surabaya

Kalau jawabannya masih 1, artinya sekarang mulai berbenah untuk memilih sampah sesuai jenisnya sebelum diambil petugas sampah. Selain meringankan beban petugas sampah. Sebetulnya bisa jadi peluang green job untuk teman keluargamulyana dengan berbisnis tempat sampah sesuai fungsinya seperti di atas misalnya.

tempat sampah audit
Trash Audit mandiri berguna untuk mengetahui jenis sampah apa yang paling banyak dihasilkan di rumah lalu cari partner pengolahan atau diolah mandiri. Sumber: instagram dkwardhani

Memilah sampah sesuai jenisnya bisa mempermudah proses daur ulang sampah. Ahmad Nuzuluddin dari Indonesia Plastics Recycles (IPR) dalam sesi berbagi cerita: semangat kolaborasi menuju kehidupan lestari, 19 Agustus 2020 bilang:

“Supaya harmonisasi ekosistem daur ulang bisa maksimal, pemilahan sampah rumah tangga harus segera dijalankan. Sampah plastik yang tidak tercampur sampah organik saja bisa meningkatkan nilai daur ulang.”

Ahmad Nuzuluddin dari Indonesia Plastics Recycles (IPR

Menurut Ahmad, kondisi sekarang, masih belum memenuhi standar industri akibat masih minimnya pemilihan sampah di sumbernya sehingga kebutuhan plastik daur ulang banya diambil dari limbah plastik industri dan scrap plastik impor.

Mengolah sampah organik

Data Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tentang komposisi sampah di Indonesia nampak didominasi oleh sampah organik mencapai 60% dari total sampah. Sampah plastik di urutan kedua sebanyak 14%, sampah kertas sebanyak 9% dan karet sebanyak 5,5%.

Harusnya sampah organik bisa diolah kembali dan dimanfaatkan menjadi pupuk kompos yang bermanfaat untuk tanaman. Bukan ikut terbuang di TPA.

resep kulit udang
Mengolah sampah organik kulit udang menjadi kaldu untuk penyedap masakan

Sayangnya mengompos sendiri itu butuh waktu berhari-hari hingga mingguan. Sedangkan tiap hari sampah selalu bertambah, sehingga mungkin bagi sebagian orang mengompos masih menjadi kegiatan yang ribet.

Nampaknya peluang ini cepat direspon oleh Rendria Labde selaku pendiri start up Magalarva yang berhasil memanfaatkan limbah sampah organik dari TPA dan restoran untuk peternakan lalat (larva) berjenis black soldier fly (BSF) yang dikembangbiakkan sebagai komoditas ekspor. 

Larva lalat hitam jadi solusi mengolah sampah organik dan peluang green job. Sumber: instagram Magalarva

Sejak 2018, Magalarva sudah fokus pada bisnis pengolahan sampah organik dengan bantuan larva BSF yang mampu mengonsumsi sampah organik sampai empat kali lipat berat badannya. Setelah larva dewasa akan dikeringkan dan dijual sebagai produk pakan ternak premium. Kotoran BSF juga berguna menjadi pupuk.

Saya baru tahu, lalat binatang yang terkenal menjijikkan ternyata ada manfaatnya. Tiap bulan Magalarva bisa menghasilkan 4 hingga 4,5 ton larva kering tiap bulan. Apa yang dilakukan Magalarva adalah green job yang berkesinambungan. Bisa ditiru nih! Inovatif dan Idenya keren. 

Coba bayangkan, bila Magalarva hadir di TPA tiap kelurahan, pasti permasalahan sampah organik bisa cepat diselesaikan. Semoga pemerintah daerah bisa mempertimbangkan sistem pengolahan sampah organik memakai larva lalat atau teman keluargamulyana mau mulai inisiatif bikin pengolahan sampah organik di wilayah tempat tinggalnya? Peluang Green Job nih!

Dari semangat Magalarva, saya dapat melihat keterampilan memecahkan masalah, inovasi, kreatifitas, inisiatif dan ide yang dibutuhkan agar bisa maju di bidang green job.

Mengolah sampah menjadi sumber energi terbarukan

Dilansir dari Republika, Pemerintah Kota (Bogor) mendapat tawaran kerja sama dari perusahaan swasta asal Jepang untuk mengolah minyak jelantah (limbah minyak goreng). Nantinya minyak jelantah akan diolah menjadi biodiesel sebagai zat adiktif bahan bakar minyak (BBM). [2]

Selama ini minyak jelantah yang cuma jadi limbah mencemari lingkungan, akan lebih baik bila diolah lagi menjadi energi terbaharukan. Peluang dapat penghasilan dari sampah rumah tangga pun bertambah.

Pola makan ramah iklim

Produksi dan konsumsi pangan di tingkat global menyumbang 30% dari semua emisi gas rumah kaca (GRK) pemicu perubahan iklim. Prosentase ini termasuk dalam aktivitas pembuatan pupuk, pertanian, pengolahan, transportasi, ritel, majamen makanan, rumah tangga dan pembuangan limbah.

Selain itu, makanan hewani menghasilkan jejak karbon lebih tinggi dibanding nabati. Produksi 1kg daging sapi mengeluarkan 60kg gas rumah kaca (setara CO2). Sedangkan kacang polong hanya 1 kg per kg.

Food and Agriculture Organization (FAO) memberi cara untuk mengurangi limbah makanan. Dengan cara tidak mengambil porsi makan terlalu banyak, memanfaatkan sisa makanan atau bagian sayuran yang biasa dibuang, berbelanja secukupnya termasuk belanja sayur dan buah yang tidak sempurna bentuknya, menyimpan makanan dengan baik supaya tidak mudah busuk, berbagi makanan dengan orang yang membutuhkan, menerapkan pembuatan kompos.

Pola makan ramah iklim menganjurkan seluruh masyarakat secara sukarela membantu menyelamatkan bumi dengan cara mengurangi kandungan gas rumah kaca pemicu perubahan iklim dari makanan yang dipilih.[3]

Pola makan ramah iklim adalah memperbanyak konsumsi sayuran, biji-bijian, buah-buahan serta mengurangi daging. Sehingga emisi gas rumah kaca yang dikeluarkan lebih sedikit.

Bisa dengan cara membeli lebih banyak produk lokal dengan transportasi yang ngga terlalu jauh. Penting juga untuk tahu apakah makanan yang diproduksi memakai teknik pertanian ramah iklim? Maksud pertanian ramh iklim yaitu strategi pertanian untuk mengamankan ketahanan pangan berkelanjutan dalam kondisi perubahan iklim.

Penerapan pola makan sehat dengan mempertimbangkan lingkungan dapat mengurangi biaya sosial emisi gas rumah kaca sekitar 41-74 persen pada 2030.

Indonesia sendiri merupakan negara megabiodiversitas, setidaknya ada 100 jenis sumber karbohidrat, 100 macam kacang-kacangan, 250 jenis sayuran dan 450 macam buah buahahan. [4]

Andai masyarakat Indonesia mau serius menggarap keanekaragaman hayati di tiap wilayah maka ketergantungan pada import bahan pokok juga akan berkurang. Sehingga bisa mengurangi emisi.

Sekarang mulai terlihat tren makanan sehat, yang mana orang mulai memperhitungkan bahan makanan yang dipakai. Saya sering lihat foto berseliweran di instagram tentang menu catering sehat yang ditujukan untuk diet baik untuk mengurangi berat badan dan untuk diet atas penyakit tertentu, ibu hamil dan menyusui. Bisnis catering sehat bisa jadi peluang green job menghasilkan dari rumah.

Melihat semangat mereka yang sudah lebih dulu serius di sektor green job, harapannya bisa menumbuhkan semangat temankeluargamulyana lainnya untuk segera mencoba sektor green job.

Semoga peminat green job akan meningkat. Harapan kedepannya semakin banyak perusahaan dan instansi juga yang mulai beralih ke konsep ramah lingkungan.

Sumber referensi

[1] weforum.org/agenda/2020/10/top-10-work-skills-of-tomorrow-how-long-it-takes-to-learn-them/

coaction.id/green-jobs-pekerjaan-ramah-lingkungan

[2] aprobi.or.id/2020/10/19/perusahaan-jepang-ajak-pemkot-bogor-olah-minyak-jelantah/

[3][4] Niode, Amanda Katili, Zahra Khan. 2021. Memilih Makanan Ramah Iklim +39 Resep Gorontalo. Omar Niode Foundation.


6 Replies to “Tren pekerjaan untuk generasi milenial, anak, cucu kelak”

  1. aku paling suka dengan ilmu manajemen sampah, dimulai dari hal kecil 😀

  2. Aku menyimpulkan bahwa green job ini pekerjaan yang tujuan akhirnya melindungi lingkungan, bener nggak sih?

    Sebetulnya menarik, tapi harus ada yang menginisiasi “green business”-nya dan pandai memanajemen tenaga kerjanya.

    1. Betul sekali mba.
      Harus ada yang menginisiasi, selama kebijakan Pemda belum tegas untuk mengurangi sampah.
      Paling mudah dimulai dari mengurangi sampah plastik, baru ke tahap pengolahannya.
      Kalo kulihat di Bali mereka bisa tertib banget, ngga pakai kantong. Mau di minimarket, pusat oleh-oleh, pasar. Keren banget deh.

  3. Meski belum berpartisipasi dalam ranah Green Jobs, aku sudah mulai ikutan melestarikan lingkungan lho
    Mulai bersusaha dgn menciptakan rumah minim sampah.
    Juga mulai mengenalkan Green Jobs ini ke anakku
    Biar di masa depan nanti, mereka bisa berkarir di Green Jobs, pekerjaan masa depan yang menjanjikan sekaligus ramah lingkungan

    1. Kedepannya bakal dibutuhin banget Green Job.
      Anak muda juga berinovasi dengan segala penelitiannya dan eksperimennya.

      Emang paling mudah menerapkan gaya hidup minim sampah di mulai dari rumah dulu.

  4. […] Baca juga : Tren pekerjaan untuk generasi milenial, anak, cucu kelak […]

Tinggalkan Balasan