Beberapa kali lewat Gion tapi saya ngga tertarik coba, karena saya lihat yang kesana mayoritas bawa mobil padahal saya lebih sering mobilitas pakai roda dua dan tempatnya terbuka, padahal saya lebih sering lewat di waktu siang. CKCK.
Pulang dari main salju di Trans Snow World kami pun kelaparan, inginnya makan yang hangat dan berkuah seperti bakso, mie ayam, aneka sop. Tahunya pak bojo nyaranin mampir ke GION di merr. Katanya penasaran sama menu makanan disana.
FYI, GION adalah pujasera dengan kios kecil-kecil. Untuk tempat makannya terbuka tanpa pepohonan dan atap. Kebayang kalau siang panasnya kaya gimana. Makanya saya ogah kesana siang. Memang waktu terbaik kesini adalah malam hari.
Menu makanan dan minuman di GION
Mayoritas menu makanan disana jenisnya makanan ringan atau snack, meskipun ada kios khusus yang menjual lauk pauk dan nasi. Setelah muter lihat menu makanan, saya pun pesan
Mie Evans Kitchen
Sebetulnya ada dua kios yang menjual mie disini, di bagian dekat pintu masuk ada Bakmi Maknyus dan Mie Evans Kitchen. Saya baca review google di Bakmie Maknyus, mienya tak pakai kuah seperti Whizzmie atau gacoan.
Waktu saya ke Mie Evans saya tanya ke staffnya, disediakan kuah makanya saya pesan di Mie Evans. Menu mienya terbagi menjadi tiga, ada mie asin, mie pedas, dan mie manis. Saya pesan 1 mie asin ayam dan 1 mie manis ayam. Semangkok mie ayam harganya 25 ribu.
Waktu datang saya lihat, ayamnya agak kecil-kecil, ada sawi 3 lembar. Kakak seneng sama pesanannya mie manis ayam, memang saya akui bumbu kecapnya bikin sedap. Rasanya seperti mie yamin khas Bandung.
Sedangkan mie asin ayam rasanya agak hambar kurang bumbu. Karena adik twins kelaperan dan doyan mie ya dihabisin aja. Pak bojo pesen beef yakiniku, tapi saya cuma coba telurnya yang katanya rasanya kaya telur kurang matang. Memang telurnya dimasak scramble seperti Mc’D yang setengah matang.
Burgdogs by Burgbol Burger Bar
Masih sebelahan sama Mie Evans ada yang jual Hotdog dan burger, jadi saya penasaran mau coba. Sebenarnya saya tak terlalu suka hotdog, lebih suka burger, sayang menu burgernya cuma 1 menu.
Akhirnya saya pesan Minoaka yaitu hotdog dengan alpukat dan saus wiener yang harganya 38 ribu. Waktu jadi bentukan alpukatnya udah lembek, nampak seperti saus hijau karena tercampur mayonese, saya tambahi mustard pulak. Jadi rasanya agak asem.
Sosisnya dimasak dengan sistem di stem jadi ngga dibakar, padahal saya suka sosis bakar. Terus rotinya padat, seperti roti bugernya Mc’D, padahal saya suka roti yang empuk. Secara keseluruhan biasa aja rasanya.
Rondechens
Minumnya saya pesan angsle yang lokasinya masih bersebelahan sama Mie Evans. Entahlah saya kurang tertarik coba kios di bagian depan, soalnya jauh ambil makannya dari tempat duduk kami di belakang.
Kios rondechens ini rapi, bersih, dingin, agak sepi pengunjung dibandingkan kios sebelahnya. Jadi pesanan saya langsung dibuatkan. Seporsi angsle chen berisi roti, ketan, kacang hijau, kolang kaling, mutiara, kacang, kuah santan harganya 22 ribu.
Saya pesan tanpa kacang dan emping. Saya baru tahu angsle dikasih emping, untung belum dikasih kuah santannya, jadi saya minta dikeluarin empingnya. Rasanya cukup oke, kuah santannya kental, tapi untuk harga 22 ribu porsinya mungil.
Air Mata Kucing (AMK)
Pak bojo pesan kopi susu dan es teh di AMK. Kopi susunya cukup enak dan manis, saya cuma nyeruput dikit aja. Kalau rasa es tehnya sepeti cabang air mata kucing di gerai lainnya.
Bakso 888
Gak puas makan beef yakiniku, pak bojo nyari camilan pentol bakso. Kios bakso 888 ini ada di bagian depan. Seporsi isi 10 cuma 15 ribu. Rasa pentolnya lumayan, sayang ngga ada saus kacang. Soalnya kami kalau makan pentol suka pakai kuah kacang sama kecap. Jadinya polosan aja, untung rasanya enak. Agak kerasa rasa gajihnya.
Review GION Pujasera Merr
Tarif parkir mobilnya 8 ribu, tapi sayang parkirannya belum diaspal jadi masih banyak pasir karena masih ada pembangunan kios di dekat parkiran mobil. Banyak pengunjung yang komplain tentang lahan parkir yang sepertinya kurang siap tapi dipaksakan untuk dipakai. Parkiran mobilnya ternyata cukup luas.
Harga makanan di GION menurut saya agak mihil dibandingkan pujasera disekitaran Merr. Selain itu sistem self service bikin pengunjung ogah cari makanan yang jauh dari tempat duduknya. Di GION pemesan diberi alat seperti alarm, begitu pesanan selesai alarm akan berbunyi dan pemesan harus ambil sendiri ke kios yang dipesan.
Waktu saya cari tempat duduk masih ada mangkuk kotor yang belum dibereskan oleh pemiliknya, jadi saya yang harus beresin dulu. Waktu saya selesai makan, saya inisiatif beresin wadah makannya saya tumpuk sehingga memudahkan petugas kebersihan membersihkan meja.
Saya juga kurang suka dengan penyajiannya yang mana semuanya pakai kemasan sekali pakai. Untuk makanan berkuah saya kurang suka disajikan di gelas plastik. Selain kurang baik untuk kesehatan, makannya juga ngga senyaman makan di mangkok kaca.
Mayoritas yang jualan disini adalah orang chinese, sehingga kepastian jaminan halalnya juga dipertanyakan. Disini ada kios yang jual miras dan alkohol, untuk menu B2, saya belum nemu. Mudah-mudahan makanan yang saya pesan terbuat dari bahan yang halal.
Meski kiosnya banyak, sayangnya jumlah tempat duduknya terbatas. Tersedia live music, tapi pas saya kesana sedang tak ada mungkin karena weekday. Tidak tersedia musholla. Kalau saya lihat di pintu masuknya ada tulisan sampoerna, sepertinya memang milik grup Sampoerna yang biasanya sering mengadakan bazar Kepo Market di Mall.
GION
Jl. Dr. Ir. H. Soekarno No.479, Penjaringan Sari, Kec. Rungkut, Surabaya, Jawa Timur 60293
Gion lagi rame juga di sosmed ini mbak, aku sendiri justru masih penasaran.
Ternyata kalau siang, panasnya kebangetan ya. Yaudah deh skip aja kalau besok besok mau kesana siang-siang
[…] Baca juga : GION: Nyobain street food Merr, Surabaya Timur […]