Gaya hidup minim sampah ala keluargamulyana

gaya hidup 3R

Tumpukan sampah yang tak bisa didaurulang selalu menjadi momok di seluruh dunia. Berbagai upaya dilakukan untuk mengurangi penumpukan sampah. Kampanye 3R (reduce, reuse, recycle) terus digaungkan. Sejak sekolah anak-anak diajarkan untuk meminimalisir sampah dengan bawa bekal dari rumah. Si kecil juga diajarkan mendaurulang sampah di lingkungan rumah untuk dijadikan prakarya.

Pemerintah membuat kebijakan melarang pemakaian kantung plastik di pusat perbelanjaan. Lantas apakah permasalahan sampah bisa tuntas? Sayangnya perjalanan masih sangat panjang. Indonesia baru di tahap awal menangani permasalahan sampah, sedangkan negara maju lainnya sudah memulainya lebih dulu.

Bagaimana sampah di Indonesia?

Indonesia termasuk ke dalam 5 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat. Banyaknya penduduk yang tinggal di sebuah negara tentunya akan menumpulkan sejumlah persoalan, diantaranya adalah produksi sampah dan pengolahannya.

Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), volume timbulan sampah di Indonesia pada 2022 mencapai 19,45 juta ton. Angka tersebut menurun 37,52% dari 2021 yang sebanyak 31,13 juta ton.

Sumber referensi : https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/public/data/sumber#

Berdasarkan jenisnya, mayoritas timbulan sampah nasional pada 2022 berupa sampah sisa makanan dengan proporsi 41,55%. Kemudian sampah plastik berada di urutan kedua dengan proporsi 18,55%.

Berdasarkan provinsinya, timbulan sampah terbanyak pada 2022 berasal dari Jawa Tengah, yakni 4,25 juta ton atau 21,85% dari total timbulan sampah nasional.

Posisinya diikuti oleh DKI Jakarta dengan total timbulan sampah 3,11 juta ton, Jawa Timur 1,63 juta ton, dan Jawa Barat 1,11 juta ton.

Timbulan sampah yang tak teratasi dengan baik dapat berdampak buruk pada lingkungan dan kesehatan masyarakat. Apalagi, sejumlah laporan global menyebutkan bahwa Indonesia masuk dalam kategori 10 besar negara penghasil sampah plastik dan sisa makanan terbesar dunia.

Mulai dari hal yang sederhana

Melihat fakta bahwa limbah rumah tangga prosentasenya masih tinggi di Indonesia, saya ingin mulai dari kebiasaan sehari-hari di rumah. Beralih ke gaya hidup minim sampah.

Dengan cara:

1. Mengusahakan masak sendiri di rumah

Selain sehat, masak sendiri juga mampu meminimalisir limbah plastik. Saat belanja pun saya membawa kantong belanjaan sendiri. Kalaupun membeli makanan di luar, mengusahakan membawa wadah makanan sendiri atau makan di tempat makan yang dituju. Apakah tidak ada kendala dalam pelaksanaannya? Tentu ada.

Penjual yang tak mengerti biasanya akan memaksa memberi bungkusan kantong plastik dengan alasan agar tas belanjaan tak kotor. Tapi saya pelan-pelan beri penjelasan agar para penjual mau mengerti pembeli yang tak butuh kantung plastik karena sudah membawa kantung belanja sendiri dari rumah.

2. Manajemen masakan di rumah

Banyaknya sampah sisa makanan di rumah tangga terjadi akibat cara pengolahan yang kurang tepat. Contoh yang sering terjadi yaitu membuang nasi yang keras.

Cara memasak nasi memakai magicom yang tak tepat mengakibatkan nasi mudah keras, sehingga pada akhirnya akan terbuang. Yang saya lakukan agar nasi tak mengeras yaitu dengan cara mematikan alat penanak nasi ketika sudah matang lalu dipindahkan ke tempat nasi.

Sore harinya saya panaskan lagi agar nasi tak mudah basi. Bila nasinya sisa, saya simpan ke dalam lemari pendingin. Dengan cara yang sudah kami lakukan, alhamdulillah mampu meminimalisir sampah sisa makanan di rumah.

makanan ramah iklim
memilih makanan ramah iklim sebagai solusi permasalahan pangan Indonesia. Baca juga : Melawan krisis iklim lewat makanan ramah iklim

Untuk masakan yang belum habis biasanya saya hangatkan kembali, simpan di freezer bagikan ke tetangga.

Saya juga tak mengupas sayuran karena kulit sayuran nutrisinya lebih tinggi, jadi sayang kalau harus dikupas. Bahkan sisa kulit kentang pun juga saya olah kembali menjadi kulit kentang krispi.

Saya juga tak belanja sayur masakan terlalu banyak untuk meminimalisir pembusukan sayuran. Maksimal 3 hari sampai seminggu sayuran disimpan di dalam kulkas, tergantung jenis sayurannya.

Untuk sayuran hijau seperti bayam, sawi, kangkung, brokoli, selada maksimal disimpan selama 3 hari dalam kulkas. Sedangkan sayuran lainnya seperti timun, tomat, cabe, labu siam maksimal bisa disimpan hingga seminggu di dalam lemari pendingin.

3. Memakai wadah bekas makanan

Memakai wadah bumbu bekas

Untuk wadah bumbu dan bahan makanan, saya manfaatkan bekas kemasan makanan. Saya bersihkan labelnya agar nampak bersih dan bagus kembali.

4. Memilah sampah yang bisa didaur ulang

Pengambilan sampah untuk bank sampah

Dengan cara memisakan kemasan kardus, botol plastik, kertas yang kemudian dibawa ke pengepul.

5. Mengolah sampah dapur menjadi bioaktivator

Bioaktivator merupakan larutan yang mengandung berbagai macam mikroorganisme yang bisa digunakan untuk berbagai keperluan rumah tangga.

Proses pembuatan bioaktivator

Bioaktivator saya gunakan untuk:
– Pembersih saluran air agar tak tersumbat
– Pembersih bak cuci piring
– Membersihkan sayuran
– Menyiram tanaman
– Pembersih lantai

6. Bawa bekal makan dan minum

Saat berpergian saya biasakan anak-anak dan saya untuk membawa bekal minum masing-masing. Saya bawakan bekal makan juga untuk dimakan di sekolah atau saat berpergian.

7. Tak memakai pembalut

Sudah 3 tahun saya beralih ke menstual cup atau tampon karena prihatin dengan sampah pembalut sekali pakai yang sulit untuk terurai dan didaurulang. Begitu pula popok anak, waktu anak-anak masih bayi selama di rumah saya latih mereka pakai popok kain.

Beralih ke tampon sejak 3 tahun lalu

Popok sekali pakai hanya dipakai saat tidur malam dan berpergian. Syukurlah sejak usia 4 tahun anak-anak lulus toilet training dan tak lagi pakai diaper.

Lancar berbagi ke sosial media tentang gaya hidup 3R

Saya ingin, gaya hidup minim sampah yang sudah saya jalani bisa menginspirasi Teman KeluargaMulyana agar mau mencoba ikut beralih ke gaya hidup 3R.

Sebab peran ibu sangat besar untuk membentuk gaya hidup di keluarga. Tak usah muluk-muluk. Mulai saja dari kebiasaan sederhana seperti yang saya lakukan.

Ternyata apa yang saya lakukan mendapat respon positif dari teman saya. Katanya dia senang melihat apa yang saya bagikan di sosial media tentang zero waste lifestyle.

IndiHome
Pakai IndiHome sejak tahun 2015

Bahkan ia pun mulai berani mencoba pakai menscup. Apa yang saya bagikan di sosial media tak lepas dari koneksi lancar bebas hambatan dari Internet Provider Telkom Indonesia, IndiHome.

Pengalaman selama pakai Internet Provider Telkom Indonesia IndiHome

Sejak 2015 saya sudah pakai IndiHome untuk kegiatan ngeblog dan bikin konten di sosial media. Saat pandemi melanda, dimana koneksi Internet Provider sangat dibutuhkan untuk pembelajaran jarak jauh dan work from home. Kami bersyukur dapat melaluinya dengan lancar.

Zoom meeting tak pernah ada kendala, mengirim tugas dan pekerjaan dari rumah pun mudah, komunikasi dengan rekan kerja, guru, keluarga terus terjalin meski lewat daring.

Kami juga diuntungkan dengan adanya poin myIndiHome. Tahun 2017 lalu saya dapat voucher 200 ribu di Big Bad Wolf (BBW) karena menukarkan poin MyIndiHome. Lumayan banget bisa hemat 200 ribu belanja buku anak di BBW.

Beli buku di Big Bad Wolf pakai voucher dari poin MyIndiHome

Selain itu poin MyIndiHome bisa ditukar di berbagai merchant yang berkerjasama dengan IndiHome, ditukar dengan merchandise ekslusif di Plasa Telkom, bisa manfaatkan fasilitas upgrade kecepatan Internet dan minipack channel TV, dan didonasikan.

Nah, Teman KeluargaMulyana sudah pernah coba tukar poin MyIndiHome juga?

Sumber referensi

https://www.cnnindonesia.com/internasional/20220719113449-118-823271/10-negara-paling-padat-di-dunia-salah-satunya-indonesia
https://dataindonesia.id/ragam/detail/indonesia-ikut-sumbang-sampah-plastik-laut-terbesar-di-dunia
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/03/09/ri-hasilkan-19-juta-ton-timbulan-sampah-pada-2022-mayoritas-sisa-makanan

16 Replies to “Gaya hidup minim sampah ala keluargamulyana”

  1. Duh…Jawa Tengah. Semoga kita lebih bisa kontrol masakan harian sesuai kebutuhan, yaa.

  2. Masalah sampah ini memang pelik, sudah berusaha mengurangi tapi tetap saja menumpuk. Apalagi kalau anak suka jajan, bungkusnya itu lho.
    Aku pernah bikin komposter ala-ala hasil nonton di yutub dengan internet yang lancar macam Indihome

  3. Aku masih PR banget beralih ke Menstrual Cup.
    karena kayanya kemarin pas beli salah ukuran, jadi belum ketemu titik nyamannya. Padahal mah sadar banget kalau sampah pembalut sekali pakai, popok, dan kawan-kawannya ini merusak lingkungan dan sulit untuk didaur ulang.

    1. Salah ukuran kekecilan kah mba?
      Dulu juga hampir putus asa, masak alat segede ini bisa dimasukin semua ke dalam miss V.
      Sampai tangkainya dipotong habis karena ngerasa ganjel padahal pakainya yang kurang bener.
      Setelah tanya teman yang sudah lebih dulu pengalaman dan lihat video cara pemasangannya berulang kali baru ternyata bisaa!

      SEMANGKAA! Semangat KAKA!

  4. Iya aku juga seneng lihat konten-konten upaya hidup dengan zero waste kayak mb Fani gini. Aku masih sedikit yang bisa dilakukan. Semoga ke depannya akan lebih baik lagi dengan sering menyimak konten-konten gaya hidup zero waste.

  5. Aku belum pernah bikin bioaktivator.mba jadi pengen buat kapan-kapan. Makasih banyak tipsnya mbaa aku belum serajin kamu tapi semoga kecipratan rajinnya setelah mampir ke sini

Tinggalkan Balasan