Yukk.. Kenali perbedaan gejala gangguan saluran cerna dan alergi anak yang gejalanya mirip agar tumbuh kembang optimal – 2 tahun pertama kehidupan merupakan periode rentan.
Soalnya anak mulai terpapar sama ribuan bakteri dan zat asing lainnya sedangkan sistem organ belum berkembang atau berfungsi optimal. Tubuh anak masih dalam proses adaptasi mengenal dunia nyata. Hampir tiap anak pernah mengalami gangguan saluran cerna. Kakak dan si twins bolak-balik kena gangguan saluran cerna sampai pernah ngamar di RS 😔
Memahami bahaya gangguan saluran cerna fungsional dan alergi saluran pencernaan
Meskipun ganguan saluran cerna anak-anak saya masih tergolong gangguan saluran cerna fungsional, perlu penanganan dan pengawasan lanjutan. Bila gangguan saluran cerna fungsional (FGID) maupun alergi saluran cerna ngga tertangani baik, akan berpengaruh pada tumbuh kembangnya. Anak akan sering terinfeksi dan kehilangan golden agenya.
Padahal saat golden age akan terjadi perkembangan anak hebat. Mulai dari fisik anak yang berhubungan dengan berat dan tinggi badan; perkembangan kognitif anak berhubungan dengan bahasa, atensi, IQ; perkembangan emosi, dan sosial anak yang berhubungan dengan emosi, adaptasi perilaku, interaksi sosial. Kan sayang ya..
Ingin mengedukasi banyak orang tua Indonesia, Danone Specialized Nutrition Indonesia mengadakan webinar Bicara Gizi bertajuk “Cara Membedakan Gejala Alergi Saluran Cerna vs Gangguan Saluran Cerna Fungsional” di YouTube Nutrisi Bangsa dengan narasumber dr. Frieda Handayani, Sp A (K) dokter spesialis anak konsultan gastrohepatologi, Moms Influencer Binar Tika, Shiera Maulidya sebagai Gut and Allergy Manager Danone Indonesia.
Ada 2 jenis gangguan yang umum terjadi di saluran cerna anak yaitu, alergi susu sapi dan gangguan saluran cerna fungsional (FGID). Gejala FGID dan alergi di saluran pencernaan hampir mirip, oleh karena itu Teman KeluargaMulyana harus bisa membedakan agar anak segera mendapat penanganan yang tepat.
Gangguan Saluran Cerna Fungsional (FGID)
Merupakan gangguan saluran cerna kronis yang bisa terjadi dalam jangka panjang maupun berulang. Jenis FGID paling umum yaitu gumoh mencapai 30%, kolik mencapai 20%, konstipasi sebanyak 15%, diare kurang dari 10%. Perlu diketahui, FGID tak mempengaruhi tumbuh kembang anak.
Kolik
Pernah ngga anak Teman KeluargaMulyana tiba-tiba malem hari jadi rewel dan menangis terus dalam waktu berjam-jam? Ngga ada hubungannya dengan mau buang air besar dan bayi kehausan minta menyusu. Biasanya terjadi pada anak usia 6 minggu hingga 4 bulan. Itulah yang disebut kolik atau sakit perut.
Kolik terjadi karena belum matangnya saluran cerna bayi, sehingga sering terjadi penumpukan gas dalam perut yang membuat perut anak kembung. Seiring bertambahnya umur, kolik akan dengan sendirinya menghilang sebab pencernaan anak sudah berkembang dan beradaptasi.
Gumoh
Biasanya terjadi pada bayi berusia lebih dari seminggu, utamanya setelah minum atau menyusu. Gumoh ini hampir mirip seperti muntah, tapi sebetulnya berbeda. Saat gumoh, anak tak mengeluarkan isi perut dan tanpa merasa sakit, melainkan hanya mengeluarkan kelebihan ASI yang ia minum seperti meludah.
Gumoh terjadi karena gerakan saluran pencernaan bayi belum sempurna. Akan hilang sendirinya saat tambah usia. Akan berkurang pada usia 4 sampai 6 bulan. Akan hilang sama sekali di usia 9 hingga 12 bulan.
Konstipasi
Adalah susah buang air besar atau jarang buang air besar, sering terjadi pada anak yang sudah mendapat MP-ASI. Konstipasi sering terjadi, sekitar 5-30% keluhan konstipasi anak dan membawanya ke dokter.
Mengapa konstipasi sering terjadi pada anak, sekalipun bayi belum mendapat MP-ASI?
Karena saluran pencernaan bayi yang belum matang sehingga membuat bayi susah mengejan. Juga bergantung pada
✔Makanan ibu
✔Jumlah asupan air ibu
✔Jumlah serat yang dikonsumsi ibu
✔Kematangan dari saluran pencernaan bayi
✔Kematangan fisik bayi. Apakah dilahirkan cukup bulan atau prematur juga mempengaruhi kematangan saluran pencernaannya.
Konstipasi terbagi menjadi 2 macam
Konstipasi fungsional
Sebagian besar dialami anak (hampir 90%) dan belum tentu berbahaya.
Konstipasi karena kelainan organ
Yaitu konstipasi yang disebabkan gangguan organ sehingga berbahaya. Hanya dialami 10% anak.
Kakak dan Twin A pernah mengalami konstipasi gara-gara kurang minum air dan serat.
Alergi anak
Alergi adalah suatu reaksi hipersensitivitas yang disebabkan oleh reaksi imunitas tubuh. Penyebab alergi atau alergen ada beragam jenis, mulai alergi makanan seperti, kacang-kacangan, telur, makanan laut, makanan dari olahan susu. Dari hewan seperti, tungau, bulu hewan. Dari panca indera seperti kena suhu dingin, serbuk bunga, dsb.
Alergi susu sapi
Merupakan jenis alergi yang sering dialami anak-anak, setelah alergi telur. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Hubungan alergi susu sapi dan gangguan saluran pencernaan adalah gejalanya yang mirip, tapi alergi di saluran pencernaan biasanya lebih dari 1 gejala.
Bagaimana cara membedakan gejala gangguan saluran cerna dan alergi di saluran pencernaan?
Perhatikan di riwayat orang tua. Jika orang tua punya riwayat alergi, maka 60-80% kemungkinan anak akan punya alergi juga.
Cek tanda-tanda anak ketika minum susu sapi, apakah ada gejala sesudahnya. Bila ada, coba diminimalisir dulu apakah ada perubahan setelahnya.
Gejala pada gangguan saluran cerna (FGID) hanya bersifat sementara, sedangkan gejala alergi sifatnya terus menerus dan gejalanya lebih dari 1.
Akibat jika FGID dan alergi di saluran cerna tak tertangani baik maka
Bisa berdampak kurang baik untuk kesehatan anak di masa depan.
Akan mengganggu kualitas hidup seorang anak dan menganggu proses tumbuh kembangnya.
Orang tua akan mudah cemas dan frustasi yang juga akan berimbas ke anak juga ikut rewel. Sebab anak bisa merasakan keresahan orang tua.
Makanya, butuh penanganan segera dan upaya pencegahan agar penyembuhannya tak memakan waktu lama dan anak segera pulih.
Kapan sebaiknya anak dibawa ke dokter?
Bila gejala terus berlanjut dan ada red flags (tanda bahaya)
Contoh red flags seperti, gangguan pertumbuhan yang mempengaruhi berat badan dan tinggi badan anak sehingga tak sesuai kurva pertumbuhan KMS, muntah darah, masalah makan, gangguan pada organ dan jenis penyakit lainnya yang harus segera dicari tahu penyebabnya oleh dokter.
Gejala FGID maupun gejala alergi banyak ditemukan pada anak usia dini. Gumoh dan Kolik pada usia kurang dari 6 bulan, sedangkan sembelit sering dialami pada anak usia lebih dari 6 bulan sampai dewasa.
Gangguan saluran cerna manifestasi (FGID) dari alergi makanan
Gejala alergi dan FGID memang mirip sehingga sulit dibedakan. Tapi bisa dilihat dari riwayat alergi dalam keluarga dan mengurangi konsumsi susu sapi. FGID tak akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak, sehingga berat dan tinggi badannya tetap normal. Lain halnya dengan alergi yang bisa mempengaruhi kualitas hidup anak dan tumbuh kembangnya.
Orang tua bisa berkonsultasi dengan dokter bila ditemukan gejala lanjutan dan tanda bahaya (red flag).
Pengalaman ibu dengan anak alergi susu sapi
Ibu Binar Tika mempunyai anak dengan alergi susu sapi. Gejala awalnya saat anaknya sembelit dengan menunjukkan tanda-tanda.
– Anak suka rewel
– Kejadian konstipasi berulang-ulang dan jangka waktu lama terutama saat diberi makan dari protein sapi.
Setelah konsultasi dengan dokter, didiagnosa ternyata anak ibu Binar mengalami alergi susu sapi.
Sekilas gejala konstipasi anak ibu Binar seperti gejala FGID, setelah diperiksa dokter baru ketahuan ternyata anak ibu Binar punya alergi susu sapi.
Allergy Tummy Checker
Setelah menyimak penjelasan dari dr. Frieda Handayani, Sp A (K) tentang cara membedakan FGID dan alergi anak, saya sudah bisa membedakan, tapi bila dihadapkan langsung dengan gejala keduanya bisa jadi masih agak sedikit bingung.
Ternyata saya ngga sendirian, ada 6 dari 10 ibu belum bisa mengenali gejala alergi si kecil. Oleh karena itu, Danone Specialized Nutrition Indonesia meluncurkan alat deteksi dini gejala alergi dan kesehatan saluran pencernaan anak berupa wadah inovasi digital yang bernama Allergy Tummy Checker yang bisa diakses gratis di website bebeclub.co.id.
Hasil dari Allergy Tummy Checker juga bisa dijadikan referensi sebelum berkonsultasi dengan dokter anak. Harapannya bisa membantu Teman KeluargaMulyana ketika mengenali gejala anak menunjukkan gejala alergi dan atau gangguan saluran pencernaan fungsional dan memenuhi nutrisi seimbang anak alergi. Orang tua mampu men
diferensiasi FGID dan gejala alergi saluran cerna serta rekomendasi susu soya yang difortifikasi sebagai sumber nutrisi alternatif untuk anak alergi, ucap Shiera Maulidya.
Semoga dengan diluncurkannya Allergy Tummy Checker nantinya bisa membantu Teman KeluargaMulyana dalam membedakan gejala FGID dan alergi anak agar bisa segera ditangani dan tumbuh kembang optimal.
FGID ini salah satu yang bikin ibu cemas dan waswas karena cukup sering terjadi. Tandanya kadag mirip dengan yang lain misalnya menangis terus. Paling sedih kalau gumoh terus. Huhuhu. Sudah nenen lamma lalu keluar semua dan anak nangis pula.
IRT harus siapin P3K seperti ini