Cara optimalkan perkembangan kognitif anak dengan stimulasi dan jaga imun anak

optimalkan stimulasi kognitif anak

Cara optimalkan perkembangan kognitif anak dengan stimulasi dan jaga imun anak – Tugas orang tua sekarang itu berat, pasca pandemi kuman jahat makin mudah beredar. Terlebih sekarang prokes mulai kendor, udah banyak orang yang ngga pakai masker dimana-mana. Usahanya kudu ekstra dibandingkan sebelum pandemi agar imun anak terus-terusan kuat agar ngga mudah sakit akibat diserang kuman dan bakteri nackal.

Ngomongin tentang imun tubuh maka yang dibahas seputar saluran pencernaan, kecukupan nutrisi, otak. Agar lebih paham bagaimana cara kerja saluran pencernaan, imun tubuh, otak yang salingberkesinambungan terutama untuk perkembangan kognitif anak Danone Specialized Nutrition Indonesia mengadakan webinar bertajuk Maksimalkan Perkembangan Kognitif Anak melalui Daya Tahan Tubuh dan Stimulasi Tepat, dengan pembicara:

Dokter Spesialis Anak Konsultan Alergi Imunologi, dr. Molly Dumakuri Oktarina, Sp.A(K).
Psikolog Klinis, Parenting Expert, CEO & Founder Personal Growth, Ratih Ibrahim, M.M.
Medical and Scientific Affairs Director Danone Indonesia, dr. Ray Wagiu Basrowi MKK.

Baca juga : Cara jaga daya tahan tubuh anak saat sekolah offline

Penyakit makin ganas pasca pandemi

Pandemi mulai mereda, perlahan-lahan beralih ke fase endemik. Demi mengejar ketertinggalan aktivitas fisik dan segabruk kegiatan di sekolah pemerintah akhirnya kasih lampu hijau buat anak-anak agar bisa kembali sekolah tatap muka.

Tapi orang tua juga kudu siap dengan segala resikonya. Topik yang lagi anget-angetnya dibahas yaitu tentang mudahnya anak-anak tertular penyakit di sekolah.

Dilema para ibu zaman now, yaitu kuman sama virusnya makin ganas. Batuk dan pilek sekarang sering dibarengi sama demam tinggi lebih dari tiga hari. Bahkan sampai bikin mata belekan.

TemanKeluargaMulyana masih ingat penyakit apa yang jadi momok pasca pandemi? Cacar monyet kan? Sekarang udah ngga terdengar lagi beritanya kan? Cuma selewat aja, karena resikonya cuma kena sekali seumur hidup. FYI, anak-anak sempet kena cacar air ketularan ayahnya.

Baca juga : Pengalaman merawat cacar air pada anak

Yang jadi PR Teman sekarang gimana cara jaga daya tahan tubuh anak agar anak ngga mudah kena sakit berulang. Apakah taat prokes aja cukup untuk menghindarkan anak-anak dari kuman jahat? Sayangnya engga. Kudu dibantu asupan nutrisi yang pas. Makanya dr. Molly banyak kasih pencerahan ke orang tua untuk ningkatin imun tubuh anak dengan masakan sehat.

Kesehatan anak ditentukan dari 1000 HPK

Kenapa 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) sangat penting?

Sebelum ngomongin daya tahan tubuh, dokter anak pasti Ngomongin tumbuh kembang anak 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yang mana adalah masa sejak ibu hamil sampai anak usia 2 tahun. Pertumbuhan 1000 HPK akan menentukan status gizi anak, tinggi badan anak waktu dewasa, perkembangan otak anak, pembentukan sel imun anak, apakah nantinya anak kebal sama kuman dan bakteri jahat, atau malah gampang sakit.

Yuk kenalan sama sistem imun anak

Sama seperti tentara yang melindungi tubuh dari serangan kuman nackal dan serangan dari dalam tubuh yang menyerang sel-sel imun.

Sistem imun anak terbagi dua

imun anak

1. Sistem imun alami : kulit, cairan di lambung, bulu saluran nafas, bulu telinga, kulit.
2. Sistem imun didapat : baru kerja setelah ada sinyal sistem imun alami tak bekerja melindungi. Cara kerjanya satu sel bekerja melawan bakteri, satu sel lainnya bekerja melawan virus, satu sel melawan jamur. Sistem imun didapat punya sel memori, bila suatu hari ada penyakit menyerang tubuh sudah lebih dulu mengenali zat asing tsb.

Bila sistem imun gagal melawan zat patogen sehingga terjadilah gangguan sistem imun, terjadi inveksi atau penyakit defisiensi imun.

Sistem imun kudu bisa mengenali mana sobat, mana lawan, jangan sampai sel yang harus dilindungi menjadi dihancurkan. Kondisi ini disebut penyakit auto immune, kaya penyakitnya bunda Ashanti.

Hubungan sistem imun dan perkembangan otak anak

Perkembangan sistem imun dan otak sudah terjadi sejak awal masa pembuahan janin, lanjut hamil, melahirkan, anak-anak sampai dewasa.

menjaga imun anak
Perkembangan sistem imun dan otak anak hampir berjalan bersamaan

Perkembangan sistem imun tak hanya terjadi bersamaan dengan perkembangan otak anak, tapi juga saling berinteraksi. Interaksi keduanya mampu menentukan kemampuan kognitif dan perilaku anak, yang didasari dua teori, yaitu

1. Sistem imun berperan langsung dalam perkembangan otak

Di bagian otak Teman, ada yang bertugas mengatur perkembangan kognitif yaitu area Hipokampus. Di dalam Hipokampus terdapat banyak sel neuron namanya Microglia dan Astrocytes, kedua sel ini berfungsi punya fungsi ganda, yaitu sebagai sel otak dan sel imun pelindung otak (Neuroprotektif). Jumlahnya Microglia dan Astrocytes dominasi dalam Hipokampus.

2. Sistem imun berhubungan dengan mikrobiota usus dan otak (tiga hubungan serangkai)

Di dalam usus terdapat banyak mirobiota komensal atau bakteri baik yang berfungsi untuk melawan bakteri jahat. Sehingga merangsang pembentukan sistem imun alami dan sistem ilmu didapat.

Berapa persen sistem kekebalan tubuh yang berada dalam usus kita?
Jumlah sel imun dalam usus mencapai 70% sampai 80% interaksi bakteri baik.

Mikrobiota usus dapat mempengaruhi perkembangan otak

Mikrobiota mengeluarkan zat-zat yang akan mempengaruhi jalur endokrin dan jalur otak secara langsung untuk perkembangan otak.

imun dan kognitif anak
Sistem imun, otak, dan usus saling berinteraksi untuk optimalkan kognitif anak

Kalau terjadi interaksi baik antara sistem imun, otak, mikrobiota dalam usus, maka akan terjadi perkembangan otak yang bagus, kognitif juga bagus.

Bila terjadi disregulasi antara sistem imun, otak, mikrobiota dalam usus, atau gangguan infeksi maka akan mempengaruhi perkembangan otak, kognitif, dan perilaku.

Menurut penelitian autism res 2021, bila terjadi inveksi selama kehamilan maka resiko anak lahir autism akan lebih tinggi.

Bila inveksi dialami anak khususnya pada setahun pertama setelah melahirkan

Penilitian di Bangladesh, menyatakan bila jumlah anak yang diare semakin tinggi, akan memperlambat perkembangan kognitif anak.

Bila seorang anak punya alergi maka berhubungan dengan perkembangan perilaku. Biasanya anak akan terkena dermatitis atopik.

Apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan sistem imun tubuh?

Terbagi menjadi dua, yaitu


1. Perkembangan selama hamil

– Kecukupan asupan gizi ibu
– Kondisi psikologis ibu, tak boleh stres
– Obesitas
– Kebersihan ibu
– Adanya inveksi
– Merokok atau berada di lingkungan perokok
– Konsumsi miras

2. Perkembangan pasca melahirkan


– Proses melahirkan secara spontan atau operasi SC. Kalau ngga ada indikasi medis pilih persalinan spontan aja. FYI, anak akan terpapar bakteri baik sejak dini bisa melahirkan normal, beda dengan melahirkan sectio caesarea yang semuanya kudu steril.
– Kecukupan bakteri baik dalam usus
– Pemberian antibiotik
– Kecukupan nutrisi

Pemberian ASI ekslusif

Usahakan belajar menyusui langsung, memang awalnya sakit karena belum terbiasa. Enam bulan pertama ASI ekslusif dilanjutkan dengan M-PASI sejak usia anak 6 bulan.

Apa saja komposisi nutrisi ASI?

Tiap tetesan ASI itu berharga banget, makanya saya suka sedih kalau ASI seret. Tiap tetesannya mengandung

Probiotik, yang terdiri dari
Bifidobakterium, Lactobacillus, Strepcoccus

Nutrisi makro dan mikro, yang terdiri dari
Air, karbohidrat, protein, lipid, vitamin, mineral

Bioactives
Immunoglobullins, Oligosakarida merupakan komponen terbesar ketiga punya efek prebiotik , sel darah putih, peptides, micro RANs.

Pemberian MP-ASI

Berilah makanan yang lengkap jenisnya, lengkap gizinya, lengkap, memenuhi nutrisi mikro dan makro. Sajikan MP-ASI yang kaya vitamin (A, betakaroten, B5, asam pantotenik, C, D, E); mineral (yodium, selenium, seng); asam amino (arginin, glutamin, histidin), asam lemak (omega 3 PUFA, omega 6 PUFA), fitokimia (capsaicin, glutatione, monoterpenes, phytic acid, alkaloid, quercetin, resveratrol); rutin probiotik

Jangan lupakan vaksin anak sesuai jadwal IDAI agar imun lebih kuat.

Hindari pemberian antibiotik tak rasional

Tiap anak sakit jangan sedikit-sedikit dikasih antibiotik. Anak demam antibiotik, anak pilek antibiotik. Pemberiannya harus atas resep dokter, minumnya rutin, dan harus dihabiskan.

Baru-baru ini India memberitahukan bahwa sebagian warganya sudah resisten antibiotik karena pemberian antibiotik yang kurang bijak. Serem juga ya.

Saya pun sempat bertanya dengan dr. Molly perihal konsumsi antibiotik lantaran tiap anak batuk, pilek, demam pasti minum antibiotik. Anak kami udah tiga bulan berturut-turut minum antibiotik. Apakah tak berpengaruh untuk sistem imun mereka?

Memang minum antibiotik bisa membunuh bakteri patogen dalam tubuh, antibiotik juga akan membunuh bakteri baik dalam usus sehingga anak perlu diberi asupan nutrisi seimbang dan probiotik rutin untuk kembali menstabilkan bakteri baik dalam usus yang berperan untuk jaga daya tahan tubuh anak. Kalau pun sudah diresepkan oleh dokter melalui pemeriksaan harap dihabiskan agar antibiotik tak resisten.

Menstimulasi perkembangan kognitif anak

90% perkembangan otak anak terjadi sebelum usia lima tahun

Psikolog Klinis, Ratih Ibrahim

Lima tahun pertama atau golden age sering disebut sebagai periode emas anak belajar. Oleh para ahli periode lima tahun pertama anak adalah periode sensitif dan kritis.

Periode sensitif :

Apa yang anak terima akan ia simpan, ia olah, menjadi modal seumur hidupnya. Anak punya kapasitas untuk mengembangkan kemampuan dalam aspek psikososial, bahasa, dan motorik.

Periode kritis :
Anak-anak punya waktu terbatas untuk mempelajari berbagai pengetahuan dan keterampilan baru. Bila waktunya sudah habis, maka kemampuan anak untuk cepat belajar akan menurun.

Makanya periode golden age adalah masa yang tepat untuk memberikan berbagai stimulasi ke anak untuk dukung perkembangan kognitifnya.

Kognitif itu apa sih?

Yaitu proses memperoleh, memahami, memproses informasi yang diterima untuk membantu menuntun anak berfikir dan bertindak.

Menurut teori perkembangan kognitif Piaget’s

Terbagi menjadi empat tahapan

Sensori motor stage (0-2 tahun)
Mulai mengerti dunia sekitar melalui sentuhan, pendengaran, observasi.

Preoperational stage (2-7 tahun)
Kemampuan berbahasa dan imajinasi berkembang melalui bermain peran, menggambar, menulis.

Concrete operational stage (7-11 tahun)
Mulai memakai pemikiran logika dan penyimpulan.

Formal operational stage (12 tahun keatas)
Mulai berpikir abstrak da memikirkan nilai-nilai normal.

Faktor yang mempengaruhi kognitif anak

1. Nutrisi, seperti apa yang sudah dijabarkan oleh dr. Molly di atas.
2. Stimulasi, orang tua berperan besar menstimulasi perkembangan kognitif anak yang bermanfaat untuk :
– Bahasa dan perilaku adaptif,
– Performa akademi sampai usia remaja
– Kemampuan berhitung
3. Keterlibatan orang tua
Mempengaruhi dukungan pada pertumbuhan anak, serta hubungan kedekatan dengan anak, dan pelatihan makan anak
Kondisi kesehatan, termasuk kesehatan mental (khususnya ibu) berpengaruh sangat penting pada perkembangan kognitif anak.
4. Interaksi dengan dunia sekitar
Anak dapat belajar melalui pengamatan dan interaksi dengan benda-benda, teman sebaya, dan orang lain. Orang tua berperan sebagai mediator yang memperkenalkan anak dengan lingkungan sekitar.

8 Parameter perkembangan kognitif anak

1. Psikomotor
Bergerak dan mengontrol gerakan tubuhnya. Motorik kasar melibatkan gerakan otot besar (berjalan, berlari) dan motorik halus melibatkan gerakan otot kecil (melukis, mewarnai).

2. Logika
Berpikir dengan penilaian yang tepat dan masuk akal dapat mengikuti serangkaian aturan.

3. Penalaran
Memahami argumen atau bukti untuk menilai atau memahami sesuatu.
Contohnya : tanyakan ke anak kenapa harus makan sayur? kenapa harus mandi?

4. Membuat keputusan
Menentukan keputusan dari antara dua pilihan atau lebih atas kemauannya sendiri.
Contohnya : tanyakan ke anak mau makan apa, beri pilihan makanan. Mau makan soto atau makan bakso?

5. Perhatian
Mengarahkan perhatian terhadap satu hal tertentu dan dapat menyelesaikan tugas yang diberikan.

6. Fokus
Memusatkan perhatian dan minatnya terhadap satu hal dan dapat menyelesaikan tugas tanpa teralihkan.
Contohnya: minta tolong anak pakai baju sendiri, minta tolong anak ambilkan barang apa saja.

7. Daya ingat
Mengingat informasi yang diterima mengenai benda, orang, dan kejadian.

8. Kemampuan berbahasa
Mampu mengekspresikan atau mengkomunikasikan pikiran dan perasaannya secara lisan dan tertulis.

Latihan stimulasi kognitif anak

1. Bermain puzzle

Untuk melatih perhatian, fokus. psikomotor, logika, penalaran. Anak diminta menyusun puzzle dimulai dengan gambar satuan yang mudah (buah, kendaraan, binatang) dan bisa melihat contoh gambar. Makin tinggi usianya gambar puzzle makin rumit dan jumlah kepingan puzzle makin banyak.

2. Menyusun balok/ lego

Untuk melatih perhatian, fokus, psikomotor, logika, penalaran, dan membuat keputusan. Anak diminta menyusun balok sesuai panduan atau bebas sesuai keinginan anak. Makin tinggi usia anak durasi bertambah dan bantuan yang diberikan dikurangi.

3. Stop and go

Untuk melatih perhatian, fokus, psikomotor, daya ingat, logika, dan penalaran. Orang tua memutarkan lagu, dan anak harus merespon berdasarkan aturan yang ditentukan seperti menari saat lagu dinyalakan.
Beda stimulasi untuk tiap usia adalah bentuk aturan. Contohnya : berhenti saat musik berhenti dan durasi lagu.

4. Membaca dongeng

Untuk melatih perhatian, fokus, kemampuan berbahasa, logika, penalaran, dan membuat keputusan. Orang tua bisa menyebutkan atau bertanya pada anak tentang dongeng yang diceritakan. Makin tinggi usia, durasi dongeng makin lama dan makin kompleks ceritanya dan pertanyaan yang diajukan orang tua juga melatih anak untuk berpikir kritis.

5. Berbelanja

Untuk melatih perhatian, fokus, daya ingat, logika, penalaran, dan membuat keputusan. Anak diminta berbelanja sesuai aturan yang diberikan dan menukarkan uang kertas dengan kartu yang berisi barang. Perbedaan stimulasi untuk setiap usia adalah bentuk aturan (belanja sesuai daftar belanjaan atau sesuai anggaran belanja) dan jumlah barang yang dibelanjakan makin banyak.

Alat ukur perkembangan kognitif anak

Yang disusun dan dikembangkan oleh tim personal growth

The 8 winning skills assessment tool


Disusun untuk anak usia 1 sampai 5 tahun yang meliputi delapan parameter perkembangan kognitif anak, yaitu :
Perhatian, fokus, daya ingat, kemampuan berbahasa, psikomotor, logika, membuat keputusan.

Tiap aspek ada lima pertanyaan dengan pilihan jawaban

YA : Orang tua yakin anak mampu melakukan dengan baik dan konsisten. Mendapat 2 poin

RAGU : Orang tua menilai anak mampu melakukan tapi belum konsisten. Mendapat 1 poin.

TIDAK : Orang tua menilai anak sama sekali tidak mampu melakukan. Mendapat 0 poin.

Total poin maksimal per aspek adalah 10 poin.

Skor 0-5 poin menunjukkan aspek kognitif anak belum optimal dan perlu stimulasi lebih.

Skor 6-10 poin menunjukkan aspek kognitif anak sudah optimal dan perlu dipantau terus.

Kenapa TemanKeluargaMulyana harus akses 8 winning skills interactive tool?

✔️ Karena gratis, Teman bisa mengetahui perkembangan kognitif anak dengan akses ke http://mynutri.club/twl
✔️ Komprehensif, mencakup semua aspek penting jumlahnya 8 aspek ideal. Mencakup lima pertanyaan untuk masing-masing aspek.
✔️ Mudah dipahami, pertanyaan dalam bahasa yang mudah dipahami semua orang. TemanKeluargaMulyana cukup menjawab pertanyaan YA/RAGU/ TIDAK.

✔️Orang tua akan menerima rekomendasi aktivitas yang sesuai dengan kemampuan anaknya dan stimulation kit gratis berupa e-book untuk melatih8 Winning Skill anak.

Saya sudah mencoba menjawab pertanyaan di 8 winning skills interactive tool hasilnya begini.

Hasil tes anak kami tentang aspek penalarannya. Tes tak sampai semenit, langsung keluar hasil

TemanKeluargaMulyana jangan lupa coba ikut tes mengukur perkembangan kognitif anak total ada 8 skill yang akan sangat bagus sekali hasilnya bila sering distimulasi sejak usia dini.

Tinggalkan Balasan