Bangga Menjadi Blogger Perempuan dan Ibu Rumah Tangga di Era Digital

blogger perempuan

Mengenali Passion 

Menjadi blogger perempuan dan ibu rumah tangga tak pernah terlintas sedikit pun di benak saya. Setelah merasakan suka duka dunia kerja kantoran, akhirnya saya berhasil menemukan potensi diri yang sudah lama terpendam. Seperti menemukan kembali harta karun yang sudah lama hilang.  Potensi itu saya tuangkan dalam rangkaian tulisan di dalam blog. Dan inilah perjalanan kisah menemukan  harta karun itu.

…  

5 tahun yang lalu, saya bersama mantan pacar ( sekarang telah sah menjadi suami ) dan dua orang teman semasa sekolah, duduk satu meja di sebuah kedai makanan.

Kami berempat melepas lelah sejenak seusai berolahraga pagi di car free day.

Pembicaraan kami dibuka dengan menanyakan kabar yang berlanjut ke lingkup dunia kerja.

Waktu itu, saya masih bekerja sebagai pegawai di salah satu bank swasta di Surabaya.  

Saya masih ingat betul, yang banyak saya utarakan dalam pembicaraan kami adalah rasa gundah gulana tentang karier saya yang sepertinya stagnan dan penuh tekanan batin walaupun telah beberapa kali pindah perusahaan.

Iri rasanya melihat orang lain bisa menikmati pekerjaannya dan mencapai karir seperti yang telah mereka idamkan.

Saya sampai berujar, Saya ini cocoknya jadi apa sih ? Kerja berpindah – pindah tempat selalu ada ganjalan dan keluh kesah. Nggak bisa dinikmati.

Teman – teman dan mantan pacar pun terdiam. Mungkin mereka bingung, bagaimana cara menanggapinya.

Seharusnya yang bisa menjawab pertanyaan tersebut, ya saya sendiri, bukan orang lain. Sebab saya yang mengerti betul potensi dalam diri.

Dalam perjalanan pulang, mantan pacar berkata pada saya, “Kamu ngapain ngomong seperti itu ke teman – temanmu,  mereka pasti nggak tau lah.

”Ya aku bingung, putus asa makanya sampai ngomong seperti itu.

Berhasil menyelesaikan pendidikan hingga sarjana, tak lantas membuat saya mudah menentukan pilihan karir. Sempat berpikiran, apa saya lebih cocok kerja mandiri saja. Sehingga saya tak perlu lagi merasa sakit hati karena dimarahi oleh atasan, tak perlu lagi merasa sedih setelah mendapat kritikan pedas rekan kerja, tak perlu lagi merasa disikut kanan, kiri, depan, belakang oleh rekan kerja yang kurang senang pada hasil kerja saya, tak perlu lagi lembur hingga pulang larut malam.

Waktu berlalu, tiba saatnya saya menikah dan bersyukur tak lama setelahnya ada janin yang dititipkan oleh Sang Pencipta.

 

Menjadi Blogger Perempuan Tak Pernah Ada Dalam Benakku

Saat hamil, suami sering protes sebab saya seringkali pulang larut malam. Suami meminta saya untuk menyudahi pekerjaan yang sudah saya geluti selama tiga tahun.

Terung terang, ada gejolak dalam hati.

Di satu sisi, saya ingin menuruti perkataan suami dan di lain sisi saya merasa tak rela.

Sebab saya sudah menemukan pekerjaan yang sesuai dengan jalur pendidikan yang sudah saya tempuh dan merasa nyaman dengan pekerjaan tersebut. Selain itu ada sejumlah pertanyaan di dalam benak.

Apakah saya bisa mendapatkan pekerjaan idaman setelah punya anak ?

Bagaimana jika saya tak bisa mendapat pekerjaan idaman setelah punya anak ?

Apa yang akan saya lakukan setelahnya ?

Apakah saya bisa tahan tak bekerja dan menjadi ibu rumah tangga saja ?

Dan masih banyak pertanyaan lain.  

Seiring berjalannya waktu, sampai pada titik dimana saya sudah lelah berdebat dengan suami tiap hari. Kini yang saya fikirkan tak hanya mengenai masa depan karir saya, melainkan juga janin di dalam kandungan. Bukankah perempuan yang sedang hamil harus menjaga perasaannya agar tetap bahagia. Jika saya terus bertahan pada pendirian, yang juga akan menjadi korban adalah si janin.

Kemudian saya pasrahkan semua persoalan pada Sang Pencipta dan meminta petunjuk terbaik untuk kami.

Tepat empat bulan usia kandungan, akhirnya saya ikhlaskan melepas pekerjaan dan fokus pada kehamilan saja.

Setelah melahirkan, saya mulai mencari kesibukan agar tak merasa jenuh meskipun di rumah saja. Kemudian saya menemukan sebuah blog yang berisikan tentang pengalaman seseorang saat mengasuh buah hatinya. Dalam batin, Wah enak juga punya blog sendiri, bisa jadi pilihan pengisi waktu luang di rumah.

Sebelum bertemu dengan blog tersebut, tak pernah ada fikiran untuk menjadi blogger perempuan. Semua dilakukan dengan spontan dan cepat. 

Sepulang suami kerja, saya langsung bilang, “Aku pengen jadi blogger, kaya orang ini loh.” Sembari menyodorkan smartphone dengan tampilan halaman depan sebuah blog.

Boleh aja, coba latihan dulu di blog yang gratisan.

Tapi aku pengen yang belakangnya (dot) com seperti ini loh,jawabku.

Latihan dulu aja pake wordpress buat belajar.

Baiklah, tak ada pilihan selain menuruti perkataan pemilik modal tunggal.

 

blogger perempuan
Sejak menjadi blogger kini saya tak malu lagi, ketika ditanya kawan lama, “apa kesibukanmu sekarang ?”.

Sebetulnya menulis bukan hal baru bagi saya. Sejak duduk di bangku sekolah dasar, saya suka menulis catatan harian atau diary untuk mencurahkan isi hati. Perasaan senang, marah, sedih, bimbang, malu, kaget, saya tuangkan semua disana. Sebagai orang yang bersifat tertutup, menulis seperti sebuah terapi tersendiri.

Tahun 2016, saya membuat blog di wordpress dan mulai belajar mengatur blog secara mandiri, berbekal tutorial di berbagai blog dan menonton youtube.

Saya memilih nama keluargamulyana.wordpress.com karena inspirasi datang setelah saya berkeluarga dan nantinya akan dihiasi oleh tulisan bertema keluarga dan mengasuh anak.

Tak terasa menjadi blogger perempuan di keluargamulyana telah memasuki usia 1 tahun.   

Tiba – tiba suami bilang, Sini blogmu mau kubelikan domain sendiri.

Weh beneran ?,tanyaku.

Iya, buat hadiah ulang tahun

Waah, makasih ayah..

Akhirnya tahun 2017, domain blog saya telah memiliki domain sendiri menjadi keluargamulyana.com. Sejak itu, seperti ada energi baru dalam diri untuk terus semangat menulis dan konsisten membuat konten positif di dunia maya.

Baca juga : 5 Berkah Menjadi Blogger

 

Bangga Menjadi Blogger Perempuan dan Ibu Rumah Tangga di Era Digital

 

blogger perempuan

 

Saya tak menyangka bisa sampai di titik ini sebelumnya. Melalui sebuah blog, saya bisa berkenalan dengan teman baru, mendapatkan berbagai undangan dan kesempatan istimewa, mendapat rejeki pula melalui tulisan.

 

Memang benar, tak ada yang lebih menyenangkan ketika menjadikan hobi sebagai sebuah pekerjaan yang menyenangkan. Istilahnya hobi yang dibayar.

 

Buat saya mendapat rejeki dari blog merupakan sebuah bonus. Niatan awal hanya ingin mengisi waktu luang di rumah, agar tetap punya waktu untuk diri sendiri. Tujuannya supaya tetap bisa berkarya dan melakukan hal positif.  Jujur, sejak menulis di blog, rasa jenuh menjalani peran sebagai ibu rumah tangga perlahan sirna. 

Selain itu, ada beberapa manfaat yang sudah saya rasakan setelah rutin menjalani kegiatan menulis di blog selama hampir tiga tahun ini. Nah, manfaat yang telah saya rasakan antara lain :

 

blogger perempuan

 

Menjadi pribadi yang lebih percaya diri

Sekarang, saya menjadi lebih yakin bahwa saya punya potensi yang bisa saya kembangkan menjadi kelebihan. Terlebih ketika ditanya oleh kawan lama mengenai apa kesibukanmu saat ini. Hehe

 

Mengingat kembali tentang kaidah penulisan yang tepat

Setelah menggarap skripsi, saya sudah lama tak bersinggungan dengan tata cara penulisan yang tepat. Dengan menulis di blog, saya jadi bisa belajar lebih banyak dan tahu perkembangan kaidah penulisan yang tepat.

 

Rajin membaca

Setelah punya tiga orang anak, punya waktu luang adalah saat yang berharga buat saya. Saya pergunakan untuk membaca blog teman blogger lainnya atau membaca buku untuk sumber referensi artikel di blog.

 

Melek perkembangan teknologi

Setelah menjadi blogger, saya bisa memanfaatkan teknologi menjadi suatu hal yang lebih berguna untuk orang lain, seperti membuat vidio tutorial ide mainan buatan sendiri, resep masakan, dan masih banyak lagi.

 

Kreatif

Selalu ada ide baru di kepala saya, yang kemudian saya tuangkan ke dalam blog. Berusaha membuat konten menarik yang dapat mengundang orang lain penasaran untuk sekedar mampir ke blog. Apalagi persaingan dunia blog selanjutnya semakin ketat, oleh karena itu menjadi pribadi unik dan berciri khas merupakan nilai tambah.

 

Menjadi pribadi positif

Setelah rutin ngeblog, saya menjadi pribadi yang tak mudah berkeluh kesah dan berusaha melihat sesuatu dari sisi positifnya. Hidup terasa lebih tenang dan nyaman.

 

Mempunyai banyak teman

pixy lip cream nude
Bersama teman-teman blogger Surabaya

 

Ketakutan saya dulu ketika menjadi ibu rumah tangga yaitu tak bisa memiliki lingkup pergaulan yang luas. Syukurlah, sejak menjadi blogger saya terus menemui teman baru dari berbagai latar belakang yang tak hanya tersebar di Indonesia bahkan di seluruh dunia. 

 

Rejeki terus mengalir

snow cake
Ketemu langsung sama duo pasangan artis ini. Dan nyobain langsung varian snow cake terbaru.

Selain rejeki berupa teman, beberapa kali saya mendapatkan kesempatan mengikuti berbagai acara keren, bertemu artis, mencoba berbagai hidangan maupun produk lebih dulu dibandingkan orang awam, berhasil mengukir prestasi melalui lomba blog, mendapat penawaran pekerjaan menulis, dan masih banyak lagi.

Baca juga : Ingin jadi blogger keren, kamu perlu tahu ini

 

Meskipun sudah merasakan banyak manfaat menjadi blogger, saya tak boleh merasa cepat puas. Di tahun 2019 ini, saya ingin menimba ilmu sebanyak-banyaknya untuk meningkatkan kualitas blog dengan mengikuti beberapa pelatihan blog. Serta menambah kemampuan dalam bidang grafis dan fotografi. Dan yang terpenting yaitu selalu konsisten menciptakan konten baru di blog.

Sekian dulu, cerita perjalanan saya menjadi blogger. Semoga bisa memberikan inspirasi bagi ibu rumah tangga yang masih bingung memutuskan, mau mencari kesibukan apa di saat waktu luang.

Bagi teman – teman blogger, manfaat apa aja nih yang sudah kalian rasakan selama menjadi blogger ? Boleh diceritakan di kolom komen ya.     

 

 

20 Replies to “Bangga Menjadi Blogger Perempuan dan Ibu Rumah Tangga di Era Digital”

  1. Alhamdulillah ya Mba. Aku juga bahagia banget jadi blogger banyak hal positif yang bisa saya ambil dan banyak menemukan silaturahim

  2. Banyak banget keseruan jadi blogger, padahal awalnya ngeblog buat promosi buku hihi

  3. Sama, aku pun bangga menjadi ibu rumah tangga yang bisa mengerjakan apapun dirumah. Tapi kadang juga suka dateng event sih. Yang penting dinikmati saja prosesnya dan yang tau itu kita sendiri

  4. Aku juga seneng banget jadi blogger perempuan. Sukses terus ya mba dan teruslah menginspirasi

  5. Saat dulu masih ngantor, menemukan blog sebagai wadah eksistensi pun luar biasa rasanya. Ada yang bikin hari-hariku berbeda. Kalau ngantor kan ya udah gitu2 mulu kan aktivitasnya. Dengan membuka blog dan berusaha mengisinya, ada aktivitas lain yang bikin hidup lebih hidup. 😉 Happy blogging yaaa….

  6. so cute, ngeblog didampingi para bocah. Sepakat mba, ngeblog juga proses belajar, gak bisa cepat puas, mari kita menimba ilmu sebanyak-banyaknya.

  7. […] masih bekerja dulu, saya selalu memakai lensa kontak sampai jam pulang kantor. Tak pernah dilepas sekalipun, […]

  8. […] Sebagian besar waktu dihabiskan di rumah, tenggelam dalam rutinitas harian mengurus pekerjaan rumah tangga. Merasa bosan dan jenuh? Pasti pernah. Tapi saya tak ingin menyerah dan berlarut-larut membiarkan […]

  9. […] Alasan kenapa masih menulis di blog sampai sekarang? – Kenapa saya masih memilih menjadi blogger sebagai kegiatan menyenangkan sampai sekarang? Kebetulan saudara pernah menanyakan hal ini juga. […]

  10. […] wajah ke dalam satu formula serum kemasan sachet tentu senang sekali. Harga ramah kantong emak pula, ngga sampai 20 […]

Tinggalkan Balasan ke Lidha Maul Batalkan balasan