Suatu ketika mbak ipar saya menanyakan kepada saya tentang kondisi yang dialami oleh anaknya Yua.
Mbak : Di kulitnya Kimika pernah tiba-tiba muncul bentol-bentol kemerahan nggak Fan ?
Saya : Paling digigit nyamuk atau biang keringat. Emangnya kenapa mbak ?
Mbak : Ini loo..di kulitnya Yua sering muncul bentol bentol merah, tapi ndak lama kemudian hilang.
Saya : Udah coba konsultasi sama dokter ?
Mbak : Belom sih.
Saya : Coba dikonsultasikan lebih lanjut aja mbak, supaya cepet diobatin juga.
Setelah konsultasi ke dokter, Yua didiagnosa sementara ada bakat alergi dermatitis atopik yang diturunkan dari neneknya.
Dari perbincangan singkat itu muncul pertanyaan :
Sebenernya langkah apa aja sih yang harus kita lakukan ketika tahu anak punya alergi ?
đź‘ŤLangkah pertama : Kenali Alergi
Cari tahu apa saja yang menjadi penyebab alergi anak. Ada dua faktor penyebab alergi, yaitu faktor genetik dan lingkungan.
Faktor genetik
Anak mempunyai bakat alergi yang diturunkan dari orangtuanya. Biasanya anak yang mempunyai anggota keluarga dengan riwayat alergi, punya peluang mempunyai alergi lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak mempunyai riwayat alergi.
Faktor Lingkungan
Dalam keadaan alergi, sistem kekebalan tubuh salah mengenali bahan yang sesungguhnya tidak berbahaya sebagai suatu “ancaman” sehingga menimbulkan reaksi alergi. Bahan tersebut dikenal dengan istilah alergen. Alergen bisa berasal dari makanan, debu, serbuk tanaman, bulu hewan, jamur, lateks, sengatan serangga atau dari obat-obatan.
đź‘ŤLangkah kedua : Kenali gejala alergi dan menghindari segala hal yang bisa memicu alergi
Alergi dapat muncul dari suatu rangkaian yang disebut allergic march, yang umumnya berawal pada masa anak-anak. Allergic march terdiri dari beberapa reaksi, seperti alergi makanan, eksim atau dermatitis atopik, asma, dan rinitis alergi.
Alergi makanan dan dermatitis atopik sangat khas muncul pada awal kehidupan, yaitu pada usia 3 sampai 12 bulan. Memasuki usia pra-sekolah, eksim dan alergi makanan (susu, soya, telur) yang cenderung akan membaik dan hilang.
Asma dan rinitis alergi baru muncul kemudian, umumnya pada usia pada usia 3-4 tahun dan berlanjut sampai usia sekolah. Rinitis alergi dan alergi makanan lainnya (kacang, makanan laut) cenderung akan menetap sampai dewasa, begitu juga pada asma karena alergi.
Kemungkinan besar anak yang mengalami alergi makanan atau dermatitis atopik, di kemudian akan mengalami asma atau rinitis alergi. Beratnya alergi makanan atau eksim pada awal kehidupan dapat mempengaruhi kondisi asma atau rinitis alergi di kemudian hari.
Alergi yang umum terjadi pada anak-anak
Alergi makanan
Memang mertuanya mbak saya punya alergi pada makanan tertentu yaitu udang. Jadi memang harus hati-hati dalam memberikan asupan kepada Yua. Terutama makanan yang bisa memicu alergi seperti udang, telur, kacang, dan susu sapi. Reaksi yang ditimbulkan bisa berupa eksim, diare, mual, pembengkakan tenggorokan, dan anafi laksis.
Anafilaksis adalah suatu reaksi alergi berat yang terjadi secara tiba-tiba dan dapat menyebabkan kematian. Anafilaksis biasanya ditunjukkan oleh beberapa gejala termasuk di antaranya ruam gatal, pembengkakan tenggorokan, dispnea, muntah, kepala terasa ringan, dan tekanan darah rendah. Gejala-gejala ini akan timbul dalam hitungan menit hingga jam.[1]
Alergi susu sapi
“Susu atau alergen protein susu sapi, menjadi salah satu pencetus paling umum di dunia dengan angka kejadian yang mencapai 2 hingga 7.5% yang mana 0.5% terjadi pada Si Kecil yang masih mendapatkan ASI eksklusif. Salah satu pencegahan alergi terhadap makanan bisa dilakukan dengan memperkenalkan berbagai jenis makanan sedini mungkin, memberikan ASI secara eksklusif, atau jika bunda tidak dapat memberikan ASI, anak dapat diberikan susu yang telah diformulasikan secara khusus seperti susu dengan protein terhidrolisat parsial,” jelas Prof. Dr. dr. Zakiudin Munasir, Sp.A(K), Guru Besar Bagian Anak Alergi dan Immunologi dari RSCM/FKUI.
Adapun strategi mencegah dan mengatasi alergi susu sapi
âś“ASI ekslusif selama 6 bulan pertama,
âś“Menghindari asap rokok selama hamil dan setelah bayi lahir,
âś“Selama hamil dan menyusui, ibu tidak menghindari makanan yang sering menimbulkan alergi seperti kacang-kacangan, telur, makanan laut, dan susu sapi,
âś“Mengenalkan makanan padat mulai umur 6 bulan,
âś“Tidak ada penundaan pemberian telur, kacang, ikan dan makanan laut, serta jenis makanan lainnya pada waktu anak mulai MPAsi.
đź‘ŤLangkah ketiga : Cek alergi
Untuk mengetahui alergi anak dengan lebih akurat, kita bisa melakukan serangkaian pemeriksaan melalui uji tes laboratorium, seperti skin prick test (tes tusuk), tes darah, uji temple kulit. Namun biasanya memang memakan biaya yang cukup tinggi. Selama ini, Yua masih belum sempat uji lab perihal alerginya karena biaya yang memang cukup tinggi. Jadi belum diketahui secara pasti, apakah alerginya berasal dari keturunan ataukah disertai dengan alergen.
Identifikasi awal untuk mengetahui anak kita ada indikasi alergi atau tidak, bisa dengan cara melakukan cek alergi gratis di cekalergi.com. Caranya pun cukup mudah dan cepat. Tinggal klik mulai test, lalu mengisi beberapa data, menjawab pertanyaan dan mengikuti instruksi aja. Nanti akan keluar prosentase kemungkinan anak bisa terkena alergi sekaligus saran yang bisa Bunda lakukan jika memang anak mulai menunjukkan gejala alergi.
Penasaran dong, kira-kira Kimika ada indikasi alergi atau tidak, soalnya selama ini belum kelihatan. Maka saya pun ikut tes cek alergi.
Dan hasilnya Kimika punya risiko alergi sebesar 20 – 40%. Sebenernya, si ayah ada alergi terhadap debu, ada kemungkinan menurun ke Kimika.
đź‘ŤLangkah keempat : Berikan nutrisi tambahan untuk mendukung tumbuh kembangnya
Kini Yua sudah berusia 1 tahun. Mbak saya memutuskan untuk memberikan susu nutrisi pendukung, karena Yua mulai menyapih dengan sendirinya atau istilahnya self weaning. Keadaan dimana anak sudah tidak mau menyusu karena keinginan sendiri, karena situasi tertentu. Bisa jadi karena si anak sudah tidak suka menyusu, produksi ASI kurang, intensitas menyusui juga kurang. Sebenernya bisa menggunakan program relaktasi, namun karena satu dan lain hal tidak bisa mengikuti program tersebut.
Setelah mencari referensi dari beberapa teman yang sudah berpengalaman serta ditanyakan kepada dokter. Rata-rata mereka merekomendasikan Morinaga ChilKid Soya sebagai nutrisi yang dapat melengkapi kebutuhan nutrisi anak alergi. Udah pada tahu dong ya, salah satu produk susu unggulan dari PT. Kalbe Nutritionals dan banyak disukai oleh anak-anak meski rasa soya.
Selain itu, Morinaga juga memiliki program tetap yaitu Morinaga Allergy Solution yang merupakan solusi alergi untuk Si Kecil melalui sinergi nutrisi yang tepat, hasil pengembangan PT Kalbe Nutritionals bersama Morinaga Research Centre Jepang. Morinaga Allergy Solution terdiri dari tiga keunggulan, yaitu
- Solusi nutrisi untuk mencegah alergi dan mengatasi alergi susu sapi.
- Tersedianya produk nutrisi untuk anak dari lahir sampai usia 12 tahun.
- Sinergi nutrisi yang tepat dan mencakup Brain Care, Body Defense dan Body Growth.
Menurut survey yang telah dilakukan terhadap ibu-ibu di Indonesia dengan anak usia antara 1-3 tahun yang alergi susu sapi, 9 dari 10 ibu merasa puas dan merekomendasikan Morinaga ChilKid Soya sebagai solusi terbaik alergi. Artinya, Morinaga ChilKid Soya sesuai untuk konsumsi Si Kecil mulai usia 1-3 tahun yang alergi, dan memiliki nutrisi yang diperkaya setara dengan kebaikan susu sapi untuk tumbuh kembang Si Kecil.
Morinaga Allergy Week, Seminar Edukasi Untuk Para Bunda
Di tahun 2018, Morinaga kembali mengadakan program tahunan World Allergy Week melalui berbagai program seminar edukasi.
“Tahun ini Morinaga kembali mengadakan program Parenting Seminar skala nasional sebagai program edukasi tahunan untuk meningkatkan pemahaman bunda akan alergi dan penyakit lainnya yang terkait dalam rangka World Allergy Week 2018, serta menggagas pelatihan dan sumber daya untuk melakukan diagnosa dan tindakan pencegahan,” jelas Dewi Angraeni, Senior Brand Manager Kalbe Nutritionals.
World Allergy Week merupakan program tahunan inisiasi World Allergy Organization (WAO) dengan fokus topik dunia tahun 2018 ini adalah Dermatitis Atopik atau Eksim. Dermatitis Atopik merupakan penyakit radang kulit yang tidak menular dan bisa kambuh secara berkala, tapi juga bisa mencapai titik kronis. Umumnya, episode pertama terjadi sebelum Si Kecil berusia 1 tahun, yang selanjutnya bisa hilang dan timbul kembali. Prevalensi jenis kulit Dermatitis Atopik pada anak diperkirakan mencapai 10%-20%, sementara pada orang dewasa sekitar 1%-3%.
Pada dasarnya, alergi anak dapat diatasi dan bunda bisa mencegah timbulnya penyakit akibat mewarisi bakat alergi dari orang tuanya. Morinaga dari masa ke masa, secara konsisten melakukan edukasi mengenai alergi mulai dari pemahaman, pencegahan dan solusinya, agar Si Kecil yang menderita alergi, bisa tetap tumbuh secara optimal. Jika alergi tidak dipahami dan dicegah, maka tumbuh kembang Si Kecil akan terhambat karena kegiatan belajar, bermain serta aktifitas stimulasinya terganggu. Dan jika alergi tidak diatasi, maka penyakit seperti Dermatitis Atopik, hanyalah gejala awal alergi dan kondisinya bisa memburuk yang dikemudian hari bisa muncul penyakit alergi lain seperti asma dan rinitis alergi. Walaupun Dermatitis Atopik tidak dapat disembuhkan, namun dapat dicegah, antara lain dengan mengindentifikasi pemicu dan menghindarinya serta menerapkan perawatan untuk menjaga kelembaban kulit dengan produk hipoalergenik yang tidak mengandung parfum.
Agar tidak ketinggalan mendapat informasi, program, dan promo terbaru dari Morinaga Platinum, Bunda bisa follow semua akun sosial medianya di :
Facebook : Morinaga Platinum
Instagram : @Morinagaplatinum
Twitter   : @MorinagaID
Youtube  : MorinagaPlatinumÂ
Ketika ngelihat Yua tetep aktif dan ceria main sama Kimika, saya sangat bersyukur sekali. Hal ini membuktikan meski alergi tetap berprestasi, aktif, tumbuh sehat, dan cerdas. Yang terpenting, kita sebagai orangtua selalu menggali berbagai informasi seputar alergi dari sumber yang valid , bisa melalui cekalergi.com serta tidak lupa memberikan tambahan nutrisi terbaik untuk mencukupi tumbuh kembang anak alergi seperti Morinaga Chilkid Soya.
Sumber referensi :
Artikel
[1] Wikipedia
[2] Cekalergi.com
Gambar dan grafik
chla.org
cekalergi.com