Cara Mudah Deteksi Alergi Anak

alergi anak

“Kedua orang tua yang punya riwayat alergi lebih beresiko menurunkan alergi ke anaknya. Persentasenya bisa sampai 60% sampai 80%. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat ada peningkatan kejadian alergi anak Indonesia dalam dua dekade terakhir. Kejadian alergi susu sapi pada dermatitis atopik ditemukan hingga 60%,” ungkap Prof. DR. Budi Setiabudiawan, dr., SpA(k), M.Kes., Konsultan Alergi dan Imunologi Anak saat zoom meeting Bicara Gizi memperingati World Allergy Week yang tahun ini berlangsung dari 28 Juni – 4 Juli 2020.

pentingnya cegah alergi anak
Zoom meeting Bicara Gizi memperingati World ALLERY wEEK 2020

Saya pribadi ngga punya riwayat alergi begitu juga kedua orang tua. Untuk atisipasi awal, sebelum nikah dulu saya sempet tanya riwayat kesehatannya mantan pacar. Punya riwayat penyakit serius ngga? Pernah opname di rumah sakit ngga? Punya alergi ngga?

Syukurlah jawabannya ngga. Pernah rawat inap di rumah sakit karena kesiram air panas. Paling suka bersin saat di tempat berdebu, tapi masih normal dan jarang.

Menurut saya punya pasangan yang alergi pasti akan merepotkan kelak. Belum lagi risiko diturunkan ke anak. Sebenernya saya ngga pengen dibuat repot karenanya sih. huhu

Pentingnya cegah alergi

Alergi yang terjadi di awal kehidupan bisa meningkatkan resiko rangkaian alergi lain di masa depan lho! Atau dikenal dengan Allergic March.

Alergi dapat meningkatkan risiko penyakit degeneratif, seperti obesitas, hipertensi dan sakit jantung. Selain itu, anak alergi juga bisa mengalami keterlambatan pertumbuhan bila terlambat diagnosa dan penanganan kurang optimal. Berimbas pula ke masalah ekonomi yang mau ngga mau harus dihadapi keluarga seperti biaya pengobatan yang meningkat,” ujar Prof. Budi.

Seiring bertambah usia, anak alergi cenderung punya rangkaian penyakit alergi yang bisa diturunkan ke generasi berikutnya. Waduh.. gawat banget kan kalo ngga segera ditangani.

Cara membedakan alergi dengan infeksi

Bila anak menunjukkan gejala alergi contohnya seperti demam, tiba-tiba batuk hingga sesak nafas ibu jangan panik dulu. Sebaiknya deteksi apakah gelaja yang timbul merupakan alergi atau malah infeksi.

Berikut beberapa ciri penyakit yang disebabkan infeksi yaitu
✅ Gejala sering terjadi di waktu siang hari ketimbang malam
✅ Disertai sedikit demam
✅ Dahak dan ingus cenderung kental dan bewarna.

Bila tak mengalami gejala seperti yang telah disebutkan di atas, mungkin anak terkena alergi.

Cara pencegahan alergi

Rekomendasi IDAI sebagai upaya pencegahan alergi bisa dilakukan saat hamil dan setelah persalinan.

Saat hamil

Sebaiknya saat bumil ngga membatasi konsumsi makanan tertentu, sekalipun makanan dan minuman yang bisa memicu alergi seperti susu, telur, ikan, kacang-kacangan, udang, gandum. Tujuannya supaya janin dapat nutrisi cukup dan mulai mengenal berbagai jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi bumil.

Setelah persalinan

Memberikan ASI ekslusif hingga usia anak 6 bulan.
Supaya busui lancar menyusui sebaiknya konsumsi beragam jenis makanan dan perbanyak minum. Tak membatasi diri atau melakukan diet tanpa adanya konsultasi dengan dokter lebih dulu.
Sebaiknya MPASI mulai diberikan usia 6 bulan.

Lingkungan

Menghindari paparan asap rokok, sebab asap rokok bisa menjadi pencetus alergi.

Nutrisi alergi

ASI (Air Susu Ibu) dan nutrisi lengkap dan seimbang akan mendukung perkembangan system imun anak.
Nutrisi kombinasi prebiotik dan probiotik (SINBIOTIK) merupakan salah satu nutrisi yang dapat mendukung sistem imun anak dalam menurunkan risiko alergi.
Bila anak tak bisa minum ASI karena ada indikasi medis, maka anak dapat diberikan protein terhidrolisa parsial sebagai alternatif nutrisi.

Deteksi dini dengan Allergy Risk Screener

Untuk membantu orang tua mendeteksi alergi anak sedini mungkin, Danone Indonesia memberikan inovasi deteksi resiko alergi melalui Allergy Risk Screener yang bisa diakses gratis langsung oleh siapa saja di .

Ada beberapa pertanyaan di dalam Allergy Risk Screener untuk menggambarkan riwayat alergi dalam silsilah keluarga orang tuanya.

Cukup mudah tinggal dicentang saja, tak sampai 5 menit saya sudah menyelesaikan tes di Allergy Risk Screener dan mendapat hasilnya. Hasil tes tersebut dapat dijadikan informasi pendukung saat berkonsultasi langsung dengan dokter nantinya. Tujuannya untuk mempersingkat waktu konsultasi.

Dampak psikologis pada anak alergi

Penelitian menyebutkan bahwa anak yang alergi dapat mengalami gangguan seperti gangguan daya ingat, kesulitan bicara, konsentrasi berkurang, hiperaktif dan lemas.

Sedangkan bagi orang tua, munculnya gejala alergi pada anaknya dapat menimbulkan kecemasan berlebih atau lebih parahnya sampai perasaan depresi.

Ada 4 kasus yang muncul pada anak alergi maupun orang tua berdasarkan penelitian

1. Tingkah laku internal anak
Bila anak mengalami nafas tersenggal-senggal, batuk, pilek, hidung tersumbat terus menerus di usia 4 tahun akan meningkatkan gangguan emosi anak di usia 7 tahun, terlebih bagi anak yang mengalami beragam alergi. Akan muncul perasaan murung, sedih dan cemas.

2. Tingkah laku eksternal anak
Bila anak mengalami nafas tersenggal-senggal, batuk, pilek, hidung tersumbat terus menerus akan mudah memunculkan tingkah laku depresi anak karena membandingkan dengan anak-anak yang tak mengalami gejala tersebut. Biasanya dimunculkan dengann tindakan suka memukul, menendang, berteriak.

3. Perasaan was was orang tua yang berlebihan dalam memproteksi anak
Perasaan cemas orang tua sebagai perantara untuk melindungi anak dalam kesehariannya. Contohnya memberi batasan anak dalam berkegiatan dan eksplorasi di luar rumah.

4. Tekanan stress ibu pasca melahirkan
Ibu yang mengalami stress setelah melahirkan lebih beresiko meningkatkan gejala alergi anak.

Putu Andani, M.Psi., Psikolog dari TigaGenerasi menyarankan orang tua harus menanamkan semangat positif dan optimis bahwa pencegahan alergi dapat dilakukan sejak dini supaya alergi bisa segera ditangani. Sebaiknya mencari dukungan keluarga untuk mencari solusinya dan bergabung dengan komunitas anak alergi supaya dapat bertukar pikiran.

Bila reaksi alergi terjadi sebaiknya orang tua jangan panik, usahakan agar si Kecil tetap tenang, jangan berasumsi tentang penyebab alergi si Kecil, lakukan validasi langsung dengan ahlinya.

Sebelum zoom meeting diakhiri, ada sedikit cerita dari seorang ibu yang punya anak alergi Chacha Thaib. Chacha cerita anaknya Binar merasa adanya gejala alergi sejak usia 1 tahun sehingga dapat segera ditangani.

Baik Chacha maupun suami memang punya riwayat alergi. Andai dulu ada Allergy Risk Screener, alergi anak bisa segera diantisipasi sebelum melahirkan. Chacha juga pesen, jangan coba-coba menjalankan Self Diet Nose. Sebaiknya semua dikonsultasikan dengan dokter supaya tepat penanganan.

Nah, sekarang orang tua ngga usah panik bila mengetahui anak mengalami tanda-tanda alergi. Cari tahu lebih dulu di Allergy Risk Screener. Jangan tunggu sampai anak lahir, lakukan tes sedini mungkin bila orang tua punya riwayat alergi supaya dapat segera diantisipasi.

One Reply to “Cara Mudah Deteksi Alergi Anak”

  1. Vety Fakhrudin says: Balas

    Duh episode alergi ini ya benar-benar menguras energi dan pikiran emaknya lho … btw terimakasih banyak ya mbak sharing infonya jadi banyak belajar ❤️

Tinggalkan Balasan